Siasati Perubahan Industri, Pertumbuhan PDSI Meroket

marketeers article

Sejak ahir tahun 2014, harga minyak dunia turun secara exstrem sampai dilevel 30% dari harga sebelumnya. Harga ini bertahan sampai saat ini, walaupun sedikit berangsur-angsur naik di angka 50 USD per Barell. Kondisi ini memberikan tekanan luar biasa kepada seluruh industri minyak dan gas tidak hanya di Indonesia akan tetapi juga diseluruh dunia. Semua rencana pemboran mengalami banyak pengurangan baik secara jumlah maupun volume.

Ketika Industri Migas mengalami penurunan secara global sekitar 70% maka yang akan mengalami dampak pertama kali adalah perusahaan-perusahaan Services, yang dalam proses rantai supply adalah sebagai Vendor yang menyediakan kebutuhan operasional perusahaan Oil & Gas. Dalam hal ini Pertamina Driling sebagai salah satu perusahaan Services yang melayani penyediaan dan pengoperasian Rig dan services terkait lainnya juga mengalami “pressure” yang cukup berat juga. Hal ini disampaikan oleh Satoto Agustono, Marketing & Development Director PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI) kepada Marketeers di Jakarta, Kamis (15/6/2017).

“Dengan kondisi yang going down ini, tidak ada pilihan bagi kami selain harus menyesuaikan apa yang menjadi keinginan customer dan me-reduce operasional kami dengan melakukan langkah-langkah efisiensi untuk mencari titik optimal agar bisnis bisa tetap berlanjut dan tekanan berat pada perusahaan-perusahaan Migas yang menjadi klien Pertamina Drilling dapat dibantu. D

engan lanskap business Services seperti ini, “kue” dari pasar dalam Industri Migas yang sebelumnya besar menjadi berkurang drastic bahkan tersisa kecil sekali, sementara pelaku industry pengeboran dan services cukup banyak. Disisi lain Perusahaan-perusahaan Migas mempunyai bargaining untuk meminta performance penyedia jasa berboran dan services lebih tinggi sebagai sarana seleksi yang sangat kompetitif. Dengan kondisi ini, perusahaan-perusahaan pengeboran di Indonesia harus lebih kompetitif dan mau ga mau harus berbagi,” kata Satoto.

Satoto melihat saat itu, industri semakin kompetitif. Untungnya, sambung Satoto, PDSI sigap menyikapi situasi dengan memfocuskan strategy pada captive market dari pekerjaan-pekerjaan pengeboran dan services dari anak-anak perusahaan Pertamina yang bergerak di bidang Upstream.

Dalam konteks Sinergy antar Anak Perusahaan Pertamina Kami mengupayakan untuk memenuhi kebutuhan inter group Company Pertamina walaupun dengan performance level yang cukup tinggi. Dengan captive market ini, mayoritas pemboran khususnya di Pertamina dilakukan oleh PDSI sehingga operasional tetap jalan dan malah berkembang, khususnya di sektor pengeboran Geothermal.

Selain strategy tersebut, Satoto mengatakan Pertamina Drilling tidak bisa hanya mengandalkan dari bisnis pengeboran saja. Kami mendorong ekstensifikasi kearah bisnis services lainnya melalui bisnis IPM (Integrated Project Management), baik secara selektif (Semi IPM) maupun menyeluruh (full IPM) sesuai permintaan Klien. Artinya, sebagian ataupun keseluruhan kebutuhan pemboran tersebut disediakan oleh Pertamina Drilling. Dengan ini, profit yang bisa dibuat oleh PDSI, tidak hanya dihasilkan dari business pengeboran saja.

Pada tahun 2016, dengan program massive dari pemerintah untuk meningkatkan kapasitas pembagkit listrik maka mulai datang permintaan cukup besar dalam hal pengeboran geothermal.  Kami menyiapkan tim Project IPM kami untuk juga focus pada bisnis Geothermal ini.

Kebetulan tidak berbeda jauh dari bisnis pengeboran di Migas sehingga mayoritas kebutuhan pengeboran dan services geothermal dapat Kami sediakan. Hal ini juga menjadi salah satu yang menjaga Pertamina Drilling sehingga tetap survive. Pada tahun 2016 sekitar 67% berbalik dari sebelumnya mayortas dari Migas menjadi dari geothermal. Saat itu, minyak gas mengalami penurunan sumbangan atau berkontribusi sebesar 33%.

“Sambil melihat perkembangan pasar yang ada, kami terus melakukan improvement kedalam dengan mengelola bisnis dengan sebaik-baiknya. Alhamdulilllah tidak begitu lama, pada tahun 2017, kondisinya bisa berangsur-angsur kembali dimana business minyak dan gas mulai naik kembali. Geothermal menyumbang 40-an% dan minyak gas 60%. Intinya, kondisi mulai membaik,” ujar Satoto.

Ekspansi Global

Mempertimbangkan lanskap tersebut, PDSI yang berdiri sejak sembilan tahun lalu ini, melakukan ekspansi di luar Indonesia. Ada dua negara utama yang menjadi sasaran ekspansi, yakni Aljazair dan Brunei Darussalam.

Saat mengekspansi pasar luar negeri, sambung Satoto, tantangannya memang tidak mudah. Ada beberapa entry barriers yang perlu dihadapi, seperti kompetisi, regulasi, dan sebagainya.

“Kami menjual kualitas kepada customers. Artinya, kami mempunyai asset Rig premium buatan USA yang sudah terbukti handal dan bisa melakukan pengeboran lebih cepat dengan biaya lebih efisien. Sebagai penyedia layanan, kami memang tak mau membor lama-lama. Kami tak mau cari untung lebih dengan waktu yang lama, tapi justru kami mencari cost effectiveness untuk PDSI dan customers kami,” kata Satoto.

Ke depan, PDSI sedang menyiapkan diri untuk ekspansi ke Papua New Guinea (PNG). Di Sana, menurut Satoto, potensial untungnya lebih besar. Bila PDSI bekerja di sana, pihak investor bisa dapat lebih besar.

“Tentu ini sangat menarik dan banyak orang berbondong-bondong ke sana. Sekarang, kami sedang memikirkan entry ke sana karena PNG dekat dengan Australia sehingga kami harus bisa berkerja dengan keduanya,” kata Satoto.

Terus Tumbuh

Pertumbuhan PDSI terbilang luar biasa. Menurut Satoto, pada tahun 2015, profitnya saja hanya US$ 2,5 juta dan masih terbilang kecil. Tapi, pada tahun 2016, angkanya naik menjadi US$ 8,7 juta. “Ini artinya dengan suasana bisnis yang masih kurang bagus, PDSI justru bisa mencetak hal yang luar biasa, tumbuh 300-400%. Ini bisa dibandingkan dengan services yang lain. Itu berkat strategi yang kita terapkan tadi, termasuk dengan bendera Pertamina dan uang itu milik negara,” katanya.

Sampai akhir tahun ini, Satoto mengatakan target PDSI bisa tumbuh lagi menjadi US$ 9 juta. Satoto optimitis angka tersebut bisa dilewati.

Related

award
SPSAwArDS