Penetrasi internet di Indonesia ternyata tidak diimbangi dengan penetrasi fixed broadband (jaringan pita lebar). Hal tersebut mendorong Masyarakat Telematika (Mastel) dan Indonesia Association Fiber to the Home (IFA) mengajak seluruh anggotanya untuk mengembangkan ekosistem fixed broadband di Tanah Air.
Kesepakatan itu dideklarasikan di Indonesia FTTH Association Summit yang berlangsung di Ballroom Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Rabu, (27/4/2016). Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara.
Operator telko, penyedia layanan internet, dan perusahaan internet memegang peran penting dalam merealisasikan fixed broadband itu. Sampai saat ini, perusahaan yang telah menjadi anggota IFA antara lain Telkom, Jababeka, MyRepublic, Huawei, dan Biznet.
IFA sebagai bagian dari Mastel, akan bertindak sebagai pengembang ekosistem fixed broadband, termasuk pengembangan smart city dan inisiatif digital pemerintah, semacam e-government, e-education, e-health, dan sebagainya.
Dalam kesempatan itu, Menkominfo Rudiantara mengatakan, ada dua tipe solusi broadband yang ada di dunia, yaitu fixed solution dan mobile solution. Namun, saat ini, Indonesia harus memberi perhatian lebih pada perkembangan fixed solution.
Mengapa? Sebab, dengan fixed solution, satu rumah tangga bisa merasakan manfaat berbagai akses, seperti jaringan internet, pay tv, serta solusi TIK lainnya.
Pasalnya, penetrasi fixed broadband di Indonesia baru 15%, yang berarti 85%-nya rumah tangga belum merasakan layanan fixed broadband. “Maka itu, mensukseskan fixed broadband, yang terpenting dibangun adalah ekosistem. Sehingga perlu leadership dari kepala daerah,” tuturnya.
Dengan adanya jaringan pita lebar yang menggunakan serat optik tembaga, maka pelanggan dapat merasakan kapasitas berbagi bandwidth mencapai 19Gbps.
Ia menambahkan, pembangunan fixed broadband akan banyak menggali jalan atau tanah.” Itulah mengapa izin dari bupati dan pemkot sangat penting,” ucapnya.
Dengan adanya jaringan pita lebar yang menggunakan serat optik tembaga, maka pelanggan dapat merasakan kapasitas berbagi bandwidth mencapai 19Gbps.
Editor: Sigit Kurniawan