Halodoc bersama Singapore Management University Overseas Center (SMU) mengeksplorasi bagaimana penyedia layanan kesehatan di Indonesia dapat mengadopsi teknologi secara efektif untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan.
Upaya ini berfokus pada penciptaan layanan kesehatan yang inklusif dan modern, terutama dalam memenuhi tuntutan masyarakat akan akses medis yang berkualitas. Dengan perkembangan teknologi yang mencakup inovasi digital, seperti telemedicine, kecerdasan buatan, perangkat kesehatan portabel, dan rekam medis elektronik, sektor kesehatan menghadapi tantangan besar untuk menerapkan teknologi ini secara efektif.
BACA JUGA: Jadi Tren Baru, Ini Manfaat Minum Jahe Setiap Pagi untuk Kesehatan
Berbagai fitur teknologi kesehatan mampu mempermudah diagnosis dini, personalisasi perawatan, dan efisiensi operasional rumah sakit, namun dibutuhkan strategi implementasi yang matang agar dapat memberi dampak optimal bagi pasien dan penyedia layanan kesehatan.
Yong Chern Chet, Kepala Ekosistem Asia di 22Health Ventures menyatakan pentingnya pemahaman lintas bidang antara teknologi dan kesehatan. Menurutnya, penting untuk mengubah pola pikir dan kepemimpinan di sektor kesehatan agar dapat menerima inovasi dengan terbuka.
BACA JUGA: Ditemukan pada Anggur Muscat, Ini Bahaya Residu Pestisida bagi Kesehatan
“Sering kali profesional kesehatan tidak sepenuhnya memahami teknologi, sementara pakar teknologi mungkin kurang paham tentang praktik layanan medis. Tujuan kami adalah menjadi penghubung antara teknologi dan penyedia layanan kesehatan,” kata Chet di Gedung IFC, Jakarta pada Kamis (7/11/22).
Aldi Haryopratomo, anggota Dewan Komisaris Halodoc menjelaskan manfaat nyata dari teknologi dalam kesehatan masyarakat. Ia menyoroti peran telemedicine dan manajemen pihak ketiga dalam asuransi sebagai solusi aksesibilitas.
“Dengan telemedicine, pasien di wilayah terpencil dapat berkonsultasi tanpa harus menempuh perjalanan jauh, sementara teknologi manajemen asuransi membantu memperlancar klaim di antara perusahaan, klinik, dan rumah sakit,” ujarnya.
Aldi juga menekankan pentingnya memilih mitra teknologi yang memahami kebutuhan medis dan bukan sekadar berorientasi pada produk. Sementara itu, Shoeb Kagda, Direktur SMU Overseas Center Jakarta menjelaskan bahwa SMU menawarkan program manajemen yang berfokus pada kepemimpinan dalam layanan kesehatan.
“Program ini dirancang untuk membantu para administrator rumah sakit Indonesia dan pemilik klinik swasta memahami kapan dan bagaimana mengintegrasikan teknologi dalam operasional mereka. SMU aktif bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia untuk membangun kemitraan yang mendukung pengembangan sektor kesehatan,” tuturnya.
Teknologi telah secara signifikan mengubah layanan, mulai dari pengelolaan data hingga interaksi pasien. Tantangan utamanya kini adalah memastikan sinergi antara teknologi dan layanan medis yang memungkinkan inklusi lebih luas.
Kemitraan seperti yang dijalin oleh Halodoc dan SMU menjadi langkah penting dalam membangun sistem layanan kesehatan yang lebih efisien, terjangkau, dan berdampak luas, menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia secara holistik.
Editor: Ranto Rajagukguk