Sinopsis Buku Life of Pi yang Gemar Dibaca oleh Janice University War
University War masih menjadi sorotan di berbagai media sosial, begitu pun dengan salah satu pesertanya yang bernama Janice. Mahasiswi Harvard University ini diketahui mengambil double degree dengan jurusan Matematika Terapan dan Sosiologi.
Dalam salah satu episode University War, Janice mengaku tertarik dengan rumpun ilmu sosial. Karena itulah, tak ayal bila ia sering membagikan buku-buku bacaan di Instagram pribadinya, yang mana salah satunya adalah Life of Pi.
Janice mengunggah salah satu halaman dari novel Life of Pi pada 17 Mei 2023. Ia tidak menambahkan keterangan apapun pada unggahan itu, namun dirinya terlihat menggarisbawahi sejumlah kalimat.
Kalimat yang digarisbawahi itu, di antaranya ialah Doubt is useful for a while; But we must move on; dan To choose doubt as a philosophy of life is akin to choosing immobility as a means of transportation.
BACA JUGA: 4 Fakta Heo Seung Beom, Peserta University War yang Mirip Nam Joo Hyuk
Lantas, sebenarnya apa isi dari buku Life of Pi yang dibaca oleh Janice? Berikut sinopsisnya:
Sinopsis Novel Life of Pi, Sarat Nilai Filosofi
Life of Pi merupakan novel petualangan fantasi karya Yann Martel yang diterbitkan pada tahun 2001. Kisah dalam buku ini berangkat dari tokoh bernama Piscine Molitor ‘Pi’ Patel, bocah India yang mengalami hal-hal berbau spiritualitas dan praktikalitas sejak usia muda.
Pengalaman spiritualis Pi bermula pada Juli 1997, ketika kapal barang yang ia dan keluarganya tumpangi dari Madras menuju Kanada tenggelam di Samudra Pasifik. Pi berhasil selamat karena awak kapal menyuruhnya pergi ke sekoci terlebih dahulu.
Hanya satu sekoci berhasil diturunkan. Ini membawa penumpang seekor hyena, seekor zebra yang kakinya patah, seekor orang-utan betina, seekor harimau Royal Bengal seberat 225 kg, dan Pi, yang kala itu baru berusia 16 tahun.
BACA JUGA: Dibagikan Gratis, Ini Sinopsis Novel Negeri Para Bedebah Karya Tere Liye
Selama lebih dari tujuh bulan, sekoci itu terombang-ambing di Samudra Pasifik yang biru dan ganas. Situasi mulai memburuk begitu hyena menyerang lalu memangsa zebra dan orang utan.
Tak berselang lama, giliran hyena itu yang diterkam oleh harimau yang ada di dalam sekoci tersebut. Berbulan-bulan telah berlalu, Pi dengan harimau tersebut masih terombang-ambing di tengah Samudra Pasifik.
Pi pun merakit sebuah sekoci kecil dari sisa kayu sekoci utama untuk bertahan hidup. Ia juga harus memenuhi kebutuhan makanan harimau, sebab jika tidak, maka ia lah yang akan menjadi santapan dari hewan ganas tersebut.
Dari sinilah, Pi menjadi seseorang yang bijaksana dalam mengambil keputusan karena dia tidak ingin mati kehabisan energi untuk melakukan hal yang tidak perlu.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz