Sinopsis Bad Memory Eraser, Terlahir Kembali dengan Ingatan Baru

marketeers article
Bad Memory Eraser (Foto: Soompi)

Bagaimana jadinya jika Anda bisa ‘terlahir’ kembali hanya dengan menghapus ingatan, tanpa harus meninggal terlebih dahulu? Begitulah kiranya premis Bad Memory Eraser, drama Korea bergenre romansa komedi yang dibintangi oleh Kim Jae Joong dan Ji Se Yeon.

Serial yang dijadwalkan tayang mulai 2 Agustus 2024 di MBN dan Viki ini menghadirkan kisah asmara yang memikat. Takdir seorang laki-laki berubah berkat kekuatan menghapus ingatan, namun nasibnya kini berada dalam genggaman seorang perempuan misterius.

Laki-laki tersebut adalah Lee Kun, yang diperankan oleh Kim Jae Joong. Ia merupakan mantan atlet tenis yang sangat cemerlang, namun cedera fatal merampas kariernya yang menjanjikan serta harga diri dan kepercayaan dirinya.

BACA JUGA: 10 Drama Korea yang Tayang Agustus 2024, Romcom Mendominasi

Adapun sosok perempuan misterius yang dimaksud ialah Kyung Joo Yeon yang diperankan oleh Jin Se Yeon. Ia merupakan seorang neuropsikiatri brilian yang mengabdikan dirinya di pusat penelitian neurologis terkemuka.

Lantas, kisah seperti apa yang mengikat dua karakter tersebut? Berikut sinopsis Bad Memory Eraser:

Sinopsis Bad Memory Eraser

Bad Memory Eraser berangkat dari kisah Lee Kun, sang mantan atlet cemerlang yang merasa frustrasi karena kariernya berakhir lebih cepat akibat hal tak terduga. Keadaan ini membuatnya tidak bersemangat lagi, bahkan ia mulai rendah diri dan seringkali ingin mengakhiri hidupnya.

Lee Kun lantas memutuskan untuk menghapus ingatan buruknya menggunakan alat tertentu. Di saat itulah, ia bertemu dengan Kyung Joo Yeon yang merupakan neuropsikiatri perfeksionis dan dingin yang berfokus pada pusat penelitian otak.

BACA JUGA: Sinopsis The Tyrant, Drama Action Terbaru Kim Seon Ho

Berkat bantuan Kyung Joo Yeon, ingatan kelam Lee Kun akhirnya terhapus dan menjadikannya seperti terlahir kembali dengan kepercayaan diri tinggi. Namun, karena menggunakan metode atau alat tertentu, sang mantan atlet harus selalu bergantung pada neuropsikiatrinya.

Hal ini membuat mereka menjadi sering bertemu. Dari sinilah, kisah cinta dua orang yang ternyata sama-sama memiliki masalah dengan memori tak menyenangkan di masa lalu itu terus tumbuh.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS