Pencinta film horor mari merapat ke bioskop! Bulan Agustus ini akan ada film horor terbaru bertajuk Rumah Dinas Bapak.
Film horor kali ini diadaptasi dari kisah nyata yang dialami oleh komika Dodit Mulyanto di masa kecil. Film yang diproduksi oleh Starvision ini berada di bawah arahan Bobby Prasetyo dan diproduseri oleh Chand Parwez Servia.
Meskipun membawa tema horor, film ini juga menjanjikan alur cerita yang dilengkapi dengan unsur komedi. Menariknya, Rumah Dinas Bapak akan dibintangi langsung oleh Dodit Mulyanto.
Selain itu, ada pula tokoh lainnya, yakni Octavianus Fransiskus, Putri Ayudya, Elang El Gibran, Yasamin Jasen, Fajar Nugra, dan Sadana Agung.
BACA JUGA Bersiap! 5 Film Indonesia Terbaru Tayang di Bioskop Agustus 2024
Lantas akan seperti apa kisah dari film komedi horor ini? Sebelum menyaksikan filmnya, simak sinopsis Rumah Dinas Bapak yang akan tayang pada 8 Agustus 2024 mendatang:
Sinopsis
Film berdurasi 1 jam 33 menit ini mengikuti kisah masa kecil Dodit Mulyanto yang pernah dibagikan di platform X serta podcast horor. Kisahnya sendiri adalah tentang pengalaman mistis yang dialami oleh Dodit Mulyanto dan keluarganya saat tinggal di rumah dinas bapaknya, yang merupakan pegawai Perhutani.
Diceritakan, rumah dinas bapak Dodit yang seorang polisi hutan berada di tengah hutan jati. Bersama dengan Ibu, Mbak Lis, dan Mas Dewo, Dodit harus ikut tinggal di rumah dinas yang letaknya jauh di dalam hutan.
BACA JUGA Sinopsis Spring Garden, Film Horor Korea yang Bakal Tayang di Indonesia
Rumah dinas itu memiliki halaman yang terdapat sebuah penjara yang katanya digunakan untuk menghukum para blandong alias pembalak kayu. Namun, keanehan mulai dirasakan oleh keluarga Dodit terutama setiap malam Jumat Kliwon.
Keluarga Dodit pun mulai mengalami teror mengerikan, termasuk juga dua anak buah bapak, yaitu Sugeng dan Kasno. Teror seperti apa yang dialami oleh Dodit dan keluarganya?
Bagaimana mereka menghadapi teror-teror mengerikan itu? Saksikan kisah Rumah Dinas Bapak Selengkapnya di bioskop terdekat mulai 8 Agustus mendatang.
Editor: Ranto Rajagukguk
