Sistem Zonasi Sekolah Tak Berkorelasi dengan Perilaku Beli Rumah

marketeers article
23355531 elementary school students in remote areas in indonesia bike ride to home

Kebijakan pemerintah menerapkan sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolah-sekolah negeri menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Dalam sistem zonasi, pertimbangan utama pihak sekolah untuk menerima calon peserta didik adalah kedekatan jarak antara sekolah dengan rumah.

Padahal, berdasarkan survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H1 2019, kedekatan rumah dengan sekolah belum menjadi indikator dalam pertimbangan pembelian sebuah properti. Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan menjelaskan bahwa  ada banyak hal yang menjadi pertimbangan responden saat memilih rumah yang cocok.

Di antara pertimbangan-pertimbangan tersebut, jarak ke fasilitas transportasi umum menjadi pertimbangan responden terbanyak, yakni sebesar 76%. Kemudian disusul dengan jarak ke tempat kerja, kedekatan ke sarana kesehatan, masing-masing sebesar 47% dan 43%.

Pedekatan jarak antara rumah dengan sekolah belum menjadi pertimbangan utama karena sistem zonasi sekolah baru diterapkan setahun terakhir ini sehingga orang tua bisa bebas menyekolahkan anaknya di sekolah yang selama ini favorit tanpa harus memiliki kedekatan jarak dengan sekolah tersebut.

Pertimbangan jarak dan lingkungan yang menjadi pertimbangan utama tersebut berkaitan dengan kelompok usia responden yang berencana membeli rumah dalam enam bulan ke depan, yakni usia 21-39 tahun. Usia ini merupakan usia produktif dan akan atau berkeluarga kecil, sehingga mobilitas dan lingkungan yang ramah anak-anak jadi pertimbangan utama.

“Selain itu mereka belum terlalu  memikirkan pendidikan lanjutan bagi anak-anak mereka untuk jenjang SMP dan SMA sehingga kedekatan rumah dengan sarana pendidikan belum termasuk jadi pertimbangan utama,” kata Ike.

Kebijakan sistem zonasi saat ini terutama diterapkan untuk sekolah negeri jenjang SMP dan SMA. Sehingga jika melihat perjalanan hidup seseorang secara umum, kebijakan ini memang baru akan berdampak ketika mereka berusia 35-40 tahun ke atas dan memiliki anak usia sekolah tingkat lanjut. Sangat mungkin belum terbayang untuk mereka yang baru membeli rumah pertama kali di usia yang relatif masih muda, misal 25-30 tahun, untuk memikirkan tentang kedekatan rumah dengan sekolah yang diinginkan.

Editor: Sigit Kurniawan

Related