Konsep smart business dan smart city memang kian santer bergaung di era digital seperti saat ini. Dengan adanya internet, manusia yang diramalkan akan menjadi seperti robot malah kian humanis karena semakin terkoneksi dengan orang-orang di sekitarnya. Internet menjadi kebutuhan dasar yang tak bisa disangkal, hingga terbentuklah ungkapan, makan nggak makan yang penting connect.
Pemanfaatan teknologi informasi untuk mentransformasi dunia bisnis dan tata kota sudah harus mulai digalakkan. Inilah pesan yang disampaikan oleh Lugas M. Satrio, President Director Blue Power Technology dalam seminar “Empowering City and Business Revolution in Smart Way”.
Dalam welcoming speech-nya, Lugas menyatakan bahwa sebagai pelaku bisnis, para praktisi dipengaruhi oleh tiga hal: environment, business, dan people. Disinilah manusia sebagai pengguna teknologi harus semaksimal mungkin melakukan pemanfaatan terhadap IT untuk mempermudah bisnis mereka.
“IT itu tools, wahana untuk mempermudah pekerjaan.” Ujar Lugas. “Jadi penggunaannya juga harus dibarengi dengan manusianya yang pintar dan bijaksana dalam menggunakan teknologi.”
Selain bisnis, penggunaan teknologi informasi juga bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di perkotaan. Tata kota yang tadinya membutuhkan birokrasi dan proses yang berbelit-belit bisa dipermudah dengan adanya suatu platform teknologi yang kita kenal dengan sebutan smart city. Smart city sendiri didefinisikan sebagai sebuah platform yang menjadi hub bagi teknologi-teknologi pintar yang lain dalam suatu perkotaan, seperti smart transportation, smart tourism, hingga smart environment.
Acara ini diselenggarakan sebagai sarana untuk para pelaku bisnis maupun pemerintahan untuk mampu memanfaatkan IT untuk memudahkan pekerjaan. Dengan memaparkan dua objektif, yaitu IT sebagai tools dan praktisi IT sebagai partner konsultasi, event ini diharapkan dapat menjadi platform bagi para pelaku bisnis, pemerintah, dan IT untuk bersama-sama merevolusi bisnis dan tata kelola perkotaan.
