Internet yang kencang, stabil, dan gampang diakses sudah menjadi kebutuhan mendesak saat ini. Khususnya, bagi perusahaan-perusahaan untuk menjalankan operasional bisnisnya. Apalagi selama setahun terakhir, pandemi menjadi pendorong akselerasi program digitalisasi banyak perusahaan.
“Menjawab kebutuhan tersebut, Smartfren Business meluncurkan Smartfren Fiber in The Air sebagai solusi internet berbasis wireless connectivity. Fiber in the Air menjadi jawaban pada kebutuhan internet yang semakin besar. Produk ini juga menjadi jawaban bagi daerah-daerah yang tidak terjangkau fiber optik,” ujar Nadif Fabiansyah, Product Marketing Manager Smartfren Business.
Secara tidak langsung, kehadiran Fiber in the Air ini berperan dalam pemerataan internet di Indonesia. Selain itu, produk ini memiliki sejumlah kelebihan dibanding kabel optik. Di Jakarta saja, misalnya, karena prosesnya melalui udara, Fiber in The Air lebih gampang diakses oleh perkantoran di gedung-gedung bertingkat. Karena tidak menarik kabel, produk ini juga mengusung efisiensi biaya. Produk ini memanfaatkan akses radio nirkabel last mile yang ditopang kabel serat optik.
Efisiensi tersebut, menurut Heru Susantono, Product Development Manager Smartfren Business, menjawab kebutuhan perusahaan-perusahaan di masa pandemi yang ingin tetap memiliki konektivitas bagus, namun harus mengurangi bujet. “Dengan produk ini, perusahaan bisa menghemat biaya sekitar 20% dibandingkan dengan biaya konektivitas berbasis fiber optik,” ujar Heru.
Selain lebih murah, Fiber in the Air ini mengusung proses instalasi yang lebih gampang dan lebih murah dari fiber optik. Secara cakupan, layanan produk ini sudah tersedia di area di mana kantor cabang Smartfren berada. “Kami memanfaatkan BTS-BTS yang dimiliki oleh Smartfren Mobility. Kami memiliki 30.000 BTS Smartfren Mobility yang tersebar di seluruh Indonesia, kecuali Indonesia bagian Timur. Simpelnya, di mana ada BTS Smartfren, di situ ada Fiber in the Air,” katanya.
Produk ini meluncur ke publik pada Mei 2021 dan menarget perkantoran di kawasan Jabodetabek sebagai pasar perdana. Namun, saat ini, layanan ini sudah merambah ke kawasan lain baik di dalam maupun di luar Pulau Jawa. Salah satu perusahaan yang sudah memanfaatkan Fiber in the Air untuk operasional bisnisnya adalah PT Megatama Mandiri (Honda Megatama). “Mereka memanfaatkan produk ini untuk lima kantor cabangnya. Mereka cukup puas dengan layanan ini,” kata Nadif.
Produk anyar Smartfren Business ini memang cocok untuk memenuhi kebutuhan perusahaan seperti Honda Megatama yang memiliki banyak kantor cabang. Dengan demikian, produk ini membuka akses baru bagi perusahaan untuk melakukan digitalisasi secara lebih efektif sekaligus murah. Tak hanya itu, solusi ini juga menawarkan koneksi internasional dengan perbandingan uplink dan downlink sama 1:1. Dengan dukungan jaringan optik, transfer data bisa lebih lancar, termasuk saat pelanggan memerlukan bandwidth besar.
Untuk mendongkrak awareness akan produk ini, Smartfren Business selama enam bulan pertama sejak peluncuran gencar melakukan komunikasi pemasaran. Selain memanfaatkan kanal daring dan bermitra dengan media-media nasional, Smartfren menggelar edukasi melalui webinar, roadshow, dan sebagainya.
Selain itu, tidak kalah penting dalam menyokong produk baru ini adalah servis yang memuaskan, termasuk layanan purna jualnya. “Pada tahun 2022, kami akan terus mengembangkan jangkauan dengan ekspansi besar-besaran ke wilayah yang menurut survei kami memiliki potensi besar untuk digarap dengan Fiber in the Air ini,” pungkas Heru.
Hadirkan solusi tersebut, Smartfren Fiber in The Air diganjar dengan Marketeers Editor’s Choice 2021 untuk kategori B2B Product of the Year.