Kementerian Kesehatan RI menyatakan, ada 305 ibu meninggal dunia per 100.000 bayi lahir dalam setahun. Itu sama dengan 11.000 ibu meninggal dunia pertahunnya. Jika dibayangkan, angka ini setara dengan tewasnya seluruh penumpang berisi ibu hamil dari 28 pesawat terbang yang jatuh bersamaan.
“Di sisi lain, ada sekitar 66.000 bayi meninggal dunia pada saat baru lahir di Indonesia,” ujar Sushanty, Project Director SMSbunda, sebuah inisiatif yang digagas yayasan Jhpiego yang masih terafiliasi dengan Johns Hopkins University.
Sushanty mengatakan, program SMSbunda pada dasarnya bertujuan memberikan informasi yang memadai dan tepat mengenai kehamilan dan paska kehamilan.
Bekerja sama dengan para tim medis rumah sakit bersalin dan anak, SMSbunda memberikan pesan singkat mengenai tahapan kehamilan yang benar, serta beberapa tanda kehamulan tak lazim yang mesti diketahui ibu.
“Jadi, hanya mendaftar lewat SMS, ibu bisa memperoleh pesan tersebut secara gratis atau tanpa biaya apa pun,” kata Sushanti,
Program yang sudah memasuki tahun ketiga dan didukung oleh GE Foundation ini memang fokus memberikan layanan SMS cuma-cuma. Pasalnya, infrastruktur internet di Indonesia belum merata. Sehingga, SMS dianggap jalan efektif untuk menjangkau para ibu, khususnya yang tinggal di daerah pedesaaan.
“Kami hadir untuk mengedukasi ibu mengenai pentingnya menjaga kesehatan pada masa-masa kehamilan. Setiap ibu yang mendaftar akan diminta tanggal lahir dan usia kandungan saat mendaftar,” terangnya.
Di sisi lain, Dwirani Amelia, Clinical Governance Advisor Lembaga Kesehatan Budi Kemuliaan menuturkan, permasalahan ibu hamil yang menyebabkan kematian ibu dan bayi bermacam-macam. Salah satunya mengenai asupan gizi yang dikonsumsi ibu ketika mengandung.
“Saya pernah menemukan seorang ibu yang kerap makan nasi uduk saat sarapan, bakmi saat makan siang, dan ketoprak pada malam hari. Ketika bayinya lahir dan tumbuh dewasa, ia juga mewarisi pola konsumsi yang sama,” ungkapnya.
Selain itu, masalah sarana dan prasarana fasilitas kesehatan juga begitu timpang antara kota dan desa. “Akibatnya, banyak orang yang ingin melahirkan anaknya di kota karena prasarananya lebih memadai,” tuturnya.
Maka itu, SMSbunda bisa membantu para ibu hamil untuk sadar dan mengenali proses kehamilannya dengan baik. Jadi, ibu bisa mengkonter informasi yang simpang siur mengenai kehamilan, baik di lingkungan tempat tinggal mereka, maupun dari fasilitas kesehatan setempat.
Sasar Para Ayah
SMSbunda nyatanya tidak hanya menyasar kaum ibu sebagai penggunanya. Justru sosok ayah dinilai berpengaruh kuat untuk mencegah mortalitas pada ibu melahirkan dan bayi baru lahir.
“Di Indonesia, sosok ayah atau suami masih dominan dalam mengambil keputusan di rumah. Bahkan, ketika si ibu tahu ia harus ke rumah sakit saat itu, ia mesti menunggu persetujaun suami,” terang Sushanty.
Meski penetrasi ponsel mencapai 320 juta, melebihi penduduk Indonesia yang hampir 250 juta jiwa, tetap saja banyak perempuan Indonesia di daerah pelosok yang masih hidup tanpa ponsel. “Sebab itu, ayah sebagai pemilik ponsel harus diedukasi mengenai SMSbunda,” ucapnya.
SMSbunda masih merupakan platform satu arah, di mana ibu hanya menerima SMS sesuai periode kehamilannya. Namun, ada beberapa dinas kesehatan daerah yang menjadikan SMSbunda sebagai platform komunikasi dua arah.
“Beberapa pemerintah daerah melakukan inisiatif untuk membantu para ibu berkomunikasi mengenai masalah kehamilan merkea. Yang kami temukan, pertanyaan soal keputihan serta hubungan seks saat hamil adalah yang paling sering ditanya mereka,” kata Sushanty melanjutkan.
Memang, program SMSbunda ini akan berakhir pada Desember 2016. GE Foundation tak lagi memperpanjang kontrak kerja samanya. Sushanty bilang, SMSbunda akan tetap berjalan dan dikenakan dengan tarif SMS normal.
“Kami kembalikan lagi kepada masing-masing daerah untuk menggunakan platform ini. Beberapa daerah seperti Kabupaten Kerawang, Pare-Pare, dan Tangerang telah memodifikasi platform ini untuk membantu para ibu hamil di daerahnya,” ceritanya.
Peran Swasta
Di tengah kasus meninggalnya banyak ibu melahirkan di Indonesia, ritel kebutuhan bayi Mothercare memberikan dukungannya kepada SMSbunda lewat program donasi yang dimulai sejak April lalu.
Setiap pembelian baby sleepsuit di MotherCare, sebesar Rp 5.000 akan disumbangkan untuk program tersebut. “Sampai saat ini kami telah mengumpulkan hampir Rp 60 juta. Hingga akhir tahun, jumlahnya kami harapkan meningkat dua kali lipat,” tutur Lina Paulina, Vice President Mothercare Indonesia.
Dipilihnya baby sleepsuit, sambung Lina, karena produk ini adalah produk yang paling sering dibeli pelanggan, khususnya para. “Karena produk ini laku di pasaran, sehingga donasi yang terkumpul akan bertambah lebih cepat,” jawabnya.
Program donasi SMSbunda ini telah berjalan di 33 gerai Mothercare yang ada di 11 kota nusantara. Program ini akan berlaku pula di empat gerai baru Mothercare di Indonesia hingga akhir tahun.
Editor: Sigit Kurniawan