Snapcart, startup penyedia data konsumen dan pembelanja secara offline real-time yang didirikan pada tahun 2015, baru saja mengumumkan putaran pendanaan Seri A senilai US$ 10 juta. Sebagai kelanjutan dari pendanaan sebesar US$ 3 juta yang diraih pada awal tahun ini. Jumlah ini merupakan satu dari lima putaran pendanaan terbesar di dunia startup Indonesia pada 2017, menurut Tech in Asia.
Putaran pendanaan ini dipimpin oleh Vickers Venture Partners, investor yang sudah terlebih dahulu ikut serta, dan termasuk pendanaan dari Social Capital, Kickstart Ventures dan Endeavor Catalysts. Investor terdahulu seperti Wavemaker Partners, SPH Ventures, dan SMDV juga ikut serta dalam pendanaan ini.
Pendanaan ini didapat seiring dengan perkembangan inovasi yang dianggap oleh mereka sebagai prestasi. Prestasinya mencakup pengembangan Artificial Intelligence (AI) yang berbasis teknologi Optical Character Recognition (OCR). Inovasi ini telah dicirikan mempunyai kemampuan tidak jauh dari Google Brain, cerminan atas meningkatnya kecanggihan industri startup Indonesia oleh Google Experts.
“Tujuan Snapcart adalah untuk memberdayakan perusahaan agar mendapatkan insights berharga tentang data pelanggan. Dengan data ini dapat membantu mereka membuat keputusan bisnis yang lebih cepat dan mengoptimalkan investasi yang ada. Kami percaya produk kami bermanfaat untuk semua brands, karena mereka dapat merespon perubahan dan kecenderungan perilaku konsumen secara real-time,” ujar Founder dan CEO, Reynazran Royono (Rey) pada siaran resminya kepada Marketeers.
Pria kelahiran Indonesia ini melanjutkan, pendanaan yang didapat akan digunakan untuk meningkatkan teknologi yang telah ada, meningkatkan skala operasi dan tim Snapcart di dua lokasi operasi mereka, yakni Indonesia dan Filipina. Dana ini juga digunakan untuk mendukung ekspansi global.