Social Bella Kenalkan Model Bisnis Baru Garap SHEconomy

marketeers article

Pandemi yang melanda pada awal tahun 2020 berdampak pada jutaan orang dan bisnis dari berbagai industri di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun, Social Bella yang merupakan perusahaan beauty-tech berhasil beradaptasi menjaga eksistensinya. Hingga kini, Social Bella hadir dengan ambisi dan model bisnis baru demi memperluas jangkauan di luar pasar kecantikan dan perawatan diri dan fokus menggarap potensi SHEconomy atau ekonomi yang fokus pada kebutuhan kaum perempuan di Indonesia secara maksimal.

Christopher Madiam, Co-Founder & President Social Bella memaparkan bahwa langkah tersebut sekaligus dalam rangka memperingati ulang tahun ke tujuh Social Bella di bulan Maret ini. “Kami ingin secara terbuka memperkenalkan model bisnis baru kami, yaitu SHEconomy yang akan membantu kami membangun dan menghubungkan beberapa ekosistem dari berbagai industri berbeda menjadi satu ekosistem terintegrasi,” ujarnya.

Ia menambahkan, SHEconomy akan menciptakan peluang bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi multi-dimensional. Dengan ekspansi tersebut, Social Bella dapat melayani seluruh SHEconomy di Indonesia yang diperkirakan mampu mencapai US$ 59 miliar dengan proyeksi CAGR sebesar 9,4%.

Sejak pertama kali didirikan, Social Bella telah berkontribusi mengubah lanskap industri kecantikan Tanah Air. Misalnya, bertransformasi menjadi ekosistem lengkap dengan tambahan empat pilar bisnisnya, yakni SoCo yang merupakan super app kecantikan. Lalu,  Beauty Journal yang merupakan media kecantikan dan gaya hidup.

Kemudian, Brand Development dengan layanan distributor produk kecantikan dan perawatan diri dari hulu ke hilir. Terakhir, Lilla yang merupakan ekosistem terlengkap bagi ibu dan anak. Bisa dibilang, Lilla yang baru saja diluncurkan menandai langkah pertama perusahaan untuk berekspansi di luar pasar kecantikan dan perawatan diri.

Saat ini, Social Bella sepenuhnya siap untuk melanjutkan perjalanan berikutnya dengan misi baru, Liberating Self-care. Chrisanti Indiana, Co-Founder & CMO Social Bella menyampaikan bahwa konsumen selalu menjadi pusat dari apapun yang Social Bella lakukan. Itu artinya, konsumen yang membantu Social Bella berada di posisi sekarang.

“Teknologi dan ekosistem Social Bella dibangun agar kami dapat memahami pelanggan kami lebih dari mereka memahami diri mereka sendiri. Kami tahu apa yang mereka inginkan bahkan sebelum mereka tahu. Liberating Self-care berarti memberikan kebebasan bagi pengguna, pelanggan, dan konsumen kami dari segala kesulitan dan keterbatasan yang mereka hadapi untuk memberikan perawatan terbaik bagi diri mereka,” ungkap Chrisanti.

Ia menambahkan bahwa pemahaman pelanggan yang kuat dan berbasis data menjadi kunci perusahaan dalam menghadirkan pendekatan terbaik untuk menangkap potensi pasar dan berkomunikasi dengan pelanggan. Menurutnya, memenangkan persaingan di pangsa pasar tidak pernah menjadi fokus utama Social Bella. Justru, bagaimana bisa memberikan pelayanan kepada para pengguna dan pelanggan yang menjadi obsesi perusahaan.

“Setiap kampanye yang kami lakukan  selalu menjawab kebutuhan dan sesuai dengan perilaku pelanggan yang relevan. Mulai dari kampanye Glow From Home yang menghadirkan solusi perawatan diri di rumah, Love Local yang mendukung merek lokal, hingga gerakan Waste Down Beauty Up yang mengusung kecantikan berkelanjutan dan diinisiasi untuk meningkatkan kesadaran atas isu sustainability. Kami selalu setia pada nilai customer-centric. Itulah yang membuat kami tidak takut meskipun ada tantangan yang menghadang,” tutup Chrisanti.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related