Business model canvas (BMC) tidak harus selalu digunakan untuk perusahaan yang profit-oriented saja. Perusahaan sosial yang impact-oriented pun dapat menggunakannya, yaitu dengan social business model canvas.
Model bisnis ini perlu dibuat untuk dapat menjelaskan dengan baik mengenai apa value dari produk tersebut dan bagaimana perusahaan dapat menghasilkan uang bagi keberlanjutan perusahaan.
Perusahaan sosial seperti nonprofit organization (NGO) juga perlu bisa menghasilkan surplus agar operasional program nonprofit dapat terus berjalan dan berdampak bagi masyarakat luas.
Agar perusahaan berbasis sosial juga dapat memiliki model bisnis sosial yang tepat, maka social business model canvas menjadi salah satu tools yang bisa digunakan.
Untuk memahami social business model canvas lebih baik, simak artikel Marketeers berikut ini:
Apa yang dimaksud social business model canvas?
Business model canvas (BMC) pada awalnya dikembangkan oleh Alexander Osterwalder pada tahun 2008 sebagai sebuah tempat desain model bisnis satu halaman yang merepresentasikan model bisnis organisasi secara visual. Namun, para praktisi model bisnis menyadari BMC tidak dapat diterapkan secara tepat bagi organisasi atau perusahaan yang lebih mengutamakan misi sosial dalam produknya.
Oleh karena itu, Social Innovation Lab menciptakan social business model canvas (SBMC) yang ditujukan untuk para social enterprises yang mengutamakan komponen keberlanjutan sosial dan ekonomi.
Dalam social BMC ini terdapat 13 building blocks yang dapat menggambarkan secara detail dan utuh bagaimana organisasi dapat memberikan dampak dan menyampaikan value kepada masyarakat.
Setiap blok yang Anda lihat dalam template tersebut saling memiliki keterkaitan satu sama lain, sehingga setiap komponen terkoneksi menjadi ekosistem model bisnis sosial yang baik.
BACA JUGA: Freemium: Taktik Marketing Startup dengan Model Bisnis Internet
Kelebihan social business model canvas
Terdapat beberapa kelebihan yang bisa diperoleh social enterprise jika ingin menciptakan social business model canvas. Social BMC ini layak digunakan karena mudah untuk diterapkan dan dipahami oleh audiens yang dituju, terutama bagi investor.
Investor akan dapat lebih memahami bagaimana model bisnis sosial yang dijalankan dan bagaimana dampak sosial bisa benar-benar dihasilkan dari bisnis sosial tersebut.
Selain itu, setiap komponen dari setiap blok menunjukkan karakteristik dari bisnis sosial, sehingga jelas akan berbeda dengan BMC biasa yang memang ditujukan untuk perusahaan berorientasi profit.
Komponen social business model canvas
Berikut template dan penjelasan dari 13 building blocks dalam social business model canvas.
1. Social value proposition
Blok ini menjelaskan mengenai produk/layanan utama sebagai solusi yang ditawarkan oleh perusahaan sosial Anda. Value proposition ini bisa lebih dari satu sesuai dengan siapa penerima manfaat yang Anda sasar.
2. Social impact measures
Perusahaan sosial yang memiliki misi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat tentu perlu menunjukkan bagaimana perusahaan tersebut dapat menciptakan dampak bagi lingkungannya. Dampak sosial tersebut dapat ditampilkan pada blok yang satu ini.
3. Customer value proposition
Blok ini hampir sama dengan social value proposition yang menjadi nilai produk sebagai pain relievers dan gain provided. Namun, value inilah yang ditujukan untuk para pelanggan yang akan membayarkan produk.
BACA JUGA: Pitch Deck, Alat untuk Menonjolkan Value Proposition Bisnis Anda
4. Beneficiaries
Beneficiaries bisa disebut sebagai penerima manfaat yang mana mereka adalah target audiens yang disasar untuk dapat menerima dampak dari permasalahan sosial yang ingin diselesaikan.
Target audiens dalam social BMC tersebut perlu disegmentasikan berdasarkan demografis, geografis, psikografis, dan perilaku audiens.
5. Customers
Terkadang penerima manfaat atau beneficiaries juga mampu membayar produk atau layanan yang ditawarkan. Mereka adalah pelanggan perusahaan sosial Anda sesungguhnya.
Jika beneficiaries tidak mampu membayar, maka biasanya akan dibayarkan oleh para donatur sebagai pihak ketiga yang merupakan perusahaan, perorangan, yayasan, otoritas publik, dan lainnya. Customer disini menunjukkan para pembayar utama.
6. Type of intervention
Blok ini menjelaskan mengenai intervensi atau inisiasi yang diberikan kepada beneficiaries dan customer. Intervensi ini dapat berupa produk, layanan, maupun workshop dan lainnya.
7. Channels
Elemen social BMC ini menunjukkan saluran apa saja yang digunakan perusahaan sosial untuk menjangkau, berkomunikasi, dan membangun hubungan dengan para beneficiaries dan customer. Saluran ini menjadi tempat untuk memberikan solusi melalui produk dan layanan yang diberikan.
8. Key activities
Pada blok ini, cobalah identifikasi aktivitas kunci apa saja yang akan Anda jalankan dalam operasional perusahaan sosial Anda. Sebagai contoh, produksi, marketing, R&D, community relationship, dan lainnya.
9. Key resources
Jika Anda ingin menjalankan perusahaan sosial, maka Anda memerlukan sumber daya, baik itu peralatan, teknologi, finansial, dan karyawan. Tanpa sumber daya tersebut, maka perusahaan Anda tentu tidak akan bisa melakukan key activities.
BACA JUGA: Value Proposition: Nilai Suatu Produk Bukan Sekadar Janji Manis Saja
10. Key partners & stakeholders
Perusahaan sosial Anda tentu akan melibatkan banyak pihak yang tidak hanya karyawan sebagai pihak internal saja. Perusahaan Anda juga perlu membangun hubungan dengan pihak eksternal untuk dapat mendukung keberlangsungan dari model bisnis Anda, seperti para mitra, investor, pemerintah, dan lembaga lainnya.
11. Cost structure
Dalam menciptakan dan menyampaikan produk atau layanan, maka Anda memerlukan biaya sebagai pengeluaran perusahaan. Biaya selalu menjadi elemen penting yang harus Anda identifikasi sejak awal.
Biaya ini diperlukan untuk membayar banyak hal, mulai dari gaji karyawan, investasi teknologi, pembangunan infrastruktur, biaya pemasaran, dan lainnya.
12. Revenue
Perusahaan sosial tentu memiliki aliran atau sumber pendapatan yang berbeda dengan perusahaan profit lainnya. Untuk model bisnis sosial, umumnya akan mendapatkan revenue dari donatur, sponsorship, dan lainnya.
13. Surplus
Elemen blok social BMC ini menjelaskan mengenai bagaimana perusahaan mengelola surplus yang dimiliki. Misalnya, surplus digunakan untuk menginvestasikan kembali dana tersebut untuk membuat program yang jauh lebih berdampak dan selaras dengan misi sosial.
Berikut contoh dari penerapan social business model canvas:
Itulah penjelasan lengkap mengenai social business model canvas yang cocok digunakan dalam memetakan dan memvisualisasikan model bisnis dari perusahaan sosial.
Hanya dalam satu halaman visual, Anda dapat menyampaikan model bisnis yang begitu komprehensif dan kompleks dengan cara yang jauh lebih sederhana.
Visual sederhana inilah yang menjadi keunggulan dari Social BMC ini sehingga dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh para pihak terkait, terutama calon investor Anda.
BACA JUGA: Subscription: Model Bisnis Berlangganan Jaga Hubungan Pelanggan
Editor: Ranto Rajagukguk