Social entrepreneurship menjadi salah satu model bisnis yang mulai cukup populer beberapa tahun belakangan ini. Sebagian besar social entrepreneurship memiliki prinsip yang sama dengan startup yang mana bisnis dibuat untuk memberikan dampak sosial yang positif.
Seorang social entrepreneur biasanya termotivasi karena ingin menyelesaikan berbagai keresahan sosial yang dirasakan. Dengan begitu, produk/layanan yang ditawarkan akan selalu berusaha untuk bisa menjadi solusi atas berbagai permasalahan.
Untuk mempelajari lebih dalam mengenai konsep social entrepreneurship, Marketeers telah menyajikannya untuk Anda dari berbagai sumber. Simak artikel berikut ini:
Apa yang dimaksud dengan social entrepreneurship?
Menurut The Center for the advancement of Social Entrepreneurship (CASE), social entrepreneurship atau sociopreneurship adalah proses mengenali dan mencari peluang untuk menciptakan social value. Para social entrepreneur ini memiliki pola pikir inovatif, kreatif, dan selalu berorientasi pada hasil dalam mengembangkan produk yang bermanfaat bagi sosial.
Karakteristik inilah yang membuat kewirausahaan sosial bisa disebut sebagai startup yang berinovasi disruptif dan memiliki social value yang mulia. Melansir dari Coursera, terdapat beberapa bidang yang menjadi ruang gerak para social entrepreneur ini, yaitu:
– Pertumbuhan ekonomi
– Pendidikan
– Kesetaraan gender
– Kesehatan
– Pertanian
– Lingkungan yang berkelanjutan
– Energi terbarukan
– Pengembangan masyarakat
Kewirausahaan sosial ini dapat beroperasi sebagai organisasi nirlaba, bisnis sosial berorientasi laba, maupun campuran keduanya. Model bisnis sosial ini bergantung dengan permasalahan yang ingin diselesaikan dan ketersediaan dana yang ada.
BACA JUGA: Sustainable Business: Peran Pelaku Bisnis dalam Mewujudkan SDGs
Apa perbedaan entrepreneurship dan sociopreneurship?
Selayaknya entrepreneur yang ingin memiliki bisnis berumur panjang, social entrepreneur juga ingin menciptakan bisnis yang berkelanjutan sekaligus berdampak sosial dalam jangka panjang.
Dari aspek tujuan, jika entrepreneur berfokus memaksimalkan keuntungan, maka social entrepreneur berorientasi pada dampak yang dihasilkan. Social entrepreneurship biasanya akan banyak berkolaborasi dengan organisasi sejenis agar dapat memberikan dampak yang lebih besar.
Hal ini tentu berbeda dengan entrepreneurship yang sering kali berkompetisi satu sama lain untuk memenangkan pasar. Meskipun entrepreneurship tidak berkaitan langsung dalam menyelesaikan permasalahan sosial, namun setiap perusahaan dapat berkontribusi, baik bagi masyarakat tanpa perlu menjadi perusahaan social-entrepreneurial.
Dengan begitu, dalam bisnis juga mengenal istilah corporate social responsibility (CSR) yang diadopsi bisnis untuk memberikan dampak positif kepada lingkungan dan mengikuti aturan etika bisnis yang ada. Sebagai contoh, bisnis dapat mengurangi dampak lingkungan dengan mengurangi emisi karbon dari aktivitas produksi yang dilakukan.
BACA JUGA: Mengenal Etika Bisnis, Hal Penting yang Wajib Diketahui Setiap Pebisnis
Contoh social entrepreneurship
Salah satu bisnis yang bergerak dalam social entrepreneurship adalah startup Kitabisa.com yang mengedepankan nilai gotong royong untuk saling menolong dalam kebaikan. Startup ini didirikan oleh Muhammad Alfatih Timur pada tahun 2013.
Dalam aksinya, Kitabisa.com menjadi situs donasi dan penggalangan dana (fundraising) untuk inisiatif, campaign, dan program sosial. Penggalangan dana ini dilakukan untuk membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan, mulai dari membantu orang yang sedang sakit, bencana alam, merenovasi sekolah, memberikan beasiswa, modal usaha, hingga membantu hewan yang sakit dan terlantar.
Hal ini dilakukan sebagai langkah baik dan tulus sesama manusia untuk dapat saling membantu dan meringankan permasalahan yang ada. Hingga saat ini, aplikasi Kitabisa.com telah menjangkau 2 juta orang untuk melakukan donasi secara online, mudah, dan terpercaya.
Kitabisa.com juga telah memiliki izin legalitas dari Kemensos, Baznas, dan Kominfo. Selain membantu individu di seluruh penjuru daerah, Kitabisa.com juga membantu NGO, yayasan, hingga lembaga sosial.
Demikianlah penjelasan mengenai social entrepreneurship sebagai salah satu model kewirausahaan yang berorientasi pada misi sosial. Model bisnis ini makin ramai di kalangan anak muda sebagai wujud rasa empati dan kepedulian sosial.
Anda bisa membangun kewirausahaan sosial Anda sendiri sesuai dengan keresahan sosial yang ingin Anda selesaikan. Jangan lupa untuk melakukan empati dan riset yang mendalam terkait permasalahan dan solusi yang ingin Anda tawarkan.
Social entrepreneurship dapat menjadi ladang kebaikan bagi Anda yang ingin mewujudkan perubahan yang jauh lebih besar dan berdampak bagi masyarakat dan lingkungan.
BACA JUGA: Mehamami Entrepreneurship: Tipe, Manfaat dan Karakteristiknya
Editor: Ranto Rajagukguk