Soft selling adalah salah satu metode yang digunakan dalam memasarkan produk dan layanan. Terdapat berbagai macam penggunaan soft selling guna menarik pelanggan dengan produk dan layanan yang ditawarkan.
Bisa dikatakan, soft selling adalah pendekatan promosi dan penjualan yang lebih menonjolkan bahasa yang halus dengan tidak agresif. Soft selling sendiri digunakan bukan untuk mendesak pelanggan, melainkan dirancang untuk sekadar membujuk secara halus.
Apa yang dimaksud dengan soft selling?
Teknik penjualan yang satu ini tentu dilakukan dengan halus, persuasif, dan bertekanan rendah. Meski begitu, soft selling mungkin tidak akan menghasilkan penjualan saat pertama kali produk dan layanan ditawarkan.
Namun, soft selling dapat mendorong penjualan berulang. Dalam dunia pemasaran, soft selling adalah salah satu metode marketing yang paling sering digunakan.
Sederhananya, metode soft selling dapat diartikan sebagai menjual secara halus. Metode soft selling bekerja supaya para pelanggan menjadi tertarik untuk melihat iklan lebih lanjut.
Metode ini juga membuat konsumen tidak merasa harus melakukan transaksi pada saat itu juga.
BACA JUGA: Mendalami Personal Selling: Pengertian dan Contohnya
Fungsi soft selling
Metode soft selling memiliki fungsi dalam membangun trust dari konsumen terhadap produk. Metode ini juga sering digunakan untuk membangun reputasi bisnis, brand awareness, dan menciptakan hubungan baik antara konsumen.
Umumnya, metode ini digunakan pada target penjualan jangka panjang. Aktivitas yang dilakukan selama penggunaan soft selling lebih banyak digunakan untuk mendapatkan pengalaman konsumen atas suatu produk.
Dari situ, terdapat umpan balik dari konsumen terhadap produk sehingga menciptakan kepercayaan. Dengan begitu, konsumen yang sudah merasa puas biasanya tidak akan sungkan untuk memberikan referensinya pada orang lain.
Contoh soft selling
Ada seorang pengusaha yang ingin memperkenalkan produk dan layanannya. Jika menggunakan soft selling, maka dia akan membagi-bagikan sampel gratis kepada konsumen, supaya dapat mengenal terlebih dahulu dengan produk yang ditawarkan.
BACA JUGA: Direct Selling: Pengertian, Cara dan Perbedaannya
Kemudian, contoh lain seorang pengusaha makanan ingin menarik perhatian pelanggan lewat media sosial. Jika menggunakan soft selling, dia akan menampilkan foto-foto makanan yang menggugah selera disertai dengan caption yang persuasif.
Selain itu, dia juga bisa me-repost unggahan dari para konsumennya guna memancing minat konsumen baru. Contoh terakhir, penjual busana online ingin mempromosikan produk yang baru saja dirilis.
Jika ingin menggunakan teknik soft selling, maka bisa mengadakan program giveaway di platform milik influencer. Dengan demikian, penjual busana online tersebut dapat membangun engagement dengan para pengikut influencer.
Editor: Ranto Rajagukguk