Solusi dari Bosch Dorong Digitalisasi Rantai Nilai Produksi Industri Manufaktur
Indonesia memiliki ekosistem industri manufaktur terbesar di kawasa Asia Tenggara. Industri ini berkontribusi lebih dari 20% terhadap PDB nasional pada tahun 2020. Di tengah era transformasi, industri ini menjadi salah satu yang memiliki potensi besar mengimplementasi industri 4.0 dan mempercepat manufaktur digital yang lebih modern di Indonesia.
Pada tahun 2020, Presiden Joko Widodo meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 guna mempercepat adopsi industri 4.0 di tujuh sektor prioritas. Di antaranya otomotif, makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, elektronik, kimia, farmasi, dan perangkat medis.
Bosch membaca peluang ini dengan berkomitmen menghadirkan solusi percepatan transformasi untuk para pelaku industri. Untuk mendukung peta jalan ini. Bosch menawarkan perangkat, keras, perangkat lunak, dan layanan untuk menciptakan digitalisasi di perusahaan.
“Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan targetnya menjadi salah satu ekonomi global terbesar pada tahun 2030. Bersamaan dengan hal itu, kami pun melihat peningkatan permintaan pasar yang tinggi terhadap kapabilitas dan solusi industri 4.0,” kata Pirmin Riegger, Managing Director Bosch Indonesia.
Bosch kemudian mengenalkn solusi perangkat lunak bernama NEXEED Industrial Application System dan ActiveCockpit. Pirmin menjelaskan bahwa perangkat ini dapat menghubungkan komponen pada jalur produksi dan mendukung tranparansi dalam proses produksi. Konektivitas yang dibentuk oleh perangkat ini juga dapat mengurangi kompleksitas produksi.
“Perangkat ini berupaya mendigitalisasi rantai nilai produksi. Ia mencatat, memproses, dan memvisualisasi data dari proses produksi dan logistik. Sehingga, proses produksi dapat dimonitor langsung,” tambah Pirmin.
Sebagai contoh, Bosch telah menggunakan ActiveCockpit untuk meningkatkan operasi produksi fasilitas manufaktor di Cikarang Bekasi. Dalam pengimplementasian ini, Bosch mencatat perusahaan berhasil mengumpulkan data jalur produksi secara real-time. Perangkat ini juga membantu memfasilitasi peningkatan operasi dan fleksibilitas produksi yang lebih besar.
“Dengan analisis data yang jelas dan definisi tugas yang spesifik, data yang dikumpulkan ActiveCockpit dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dan perbaikan proses operasional produksi di industri manufaktur,” tutup Pirmin.
Editor: Eko Adiwaluyo