Kondisi ekonomi di Indonesia terus mencetak hal-hal yang prestatif sepanjang paruh awal tahun 2019. Hal ini diungkapkan oleh Bank Indonesia yang mengatakan bahwa kini ekonomi Indonesia berada dalam posisi positif. Melihat hal ini, pemerintah dan pelaku industri keuangan optimis akan pertumbuhan ekonomi yang semakin positif.
Menurut Bank Indonesia, Industri perbankan nasional pada tahun 2018 tumbuh sebesar 9,2% dari sisi aset, 11,8% dari sisi kredit, dan 6,4% dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK). Kajian IMF menunjukkan peluang Indonesia untuk menempati peringkat keenam dunia sebagai negara dengan ekonomi terbesar pada tahun 2023. Indonesia diproyeksikan mengalami pertumbuhan ekonomi mencapai 5,4% saat itu.
Perkembangan digitalisasi menjadi salah satu faktor semakin majunya perekonomian Indonesia. Lewat digitalisasi, transparansi informasi dan akses yang semakin luas untuk mendapatkan pilihan portofolio keuangan dapat lebih bervariasi baik di pasar lokal maupun pasar global.
“Fenomena di era transparansi ini harus menjadi catatan penting bagi semua pemangku kepentingan untuk mengambil langkah strategis. Hal ini untuk memperkuat sekaligus memperbesar pangsa pasar keuangan di Indonesia. Harus ada sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha keuangan,” ujar Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP.
Melanjutkan, Parwati menggaris bawahi perlunya solusi keuangan terintegrasi yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.
“Sengan solusi keuangan yang terintegrasi, Indonesia akan membuka pintu kompetisi keuangan yang lebih besar. Pemerintah juga dapat menjembatani kompetisi uini dengan sinergi kebijakan, stabilitas, dan kepastian hukum dalam penyediaan solusi keuangan yang terintegrasi,” pungkas Parwati.
Editor: Sigit Kurniawan