Standard Chartered mengumumkan kemitraan strategi dengan platform Bukalapak meluncurkan inovasi di bidang perbankan digital. Kemitraan ini juga didukung oleh nexus, solusi banking as-a-service dari SC Ventures.
Sebelumnya, Bukalapak baru saa meraih pendanaan dari Standard Chartered sebesar US$ 200 juta atau setara Rp2,8 triliun. Kemitraan ini menjadi kerja sama lanjutan antar kedua perusahaan.
Andrew Chia, Cluster CEO Standard Chartered Indonesia & ASEAN Markets (Australia, Brunei & the Philippines) mengatakan, kerja sama Standard Chartered dan Bukalapak akan berfokus pada dua area, yaitu menghadirkan inovasi di bidang jasa finansial dan e-commerce, serta mendorong inklusi keuangan di Indonesia.
“Dengan jangkauan ekstensif Bukalapak yang mencapai 100 juta pengguna dan 13,5 juta pelaku UKM, kolaborasi ini akan mendorong inklusi keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia,” kata Andrew.
“Perdagangan dan jasa keuangan merupakan aspek penting dari kesejahteraan masyarakat. Karena itu, kemitraan ini meningkatkan semangat kami untuk mewujudkan ekonomi yang adil di Indonesia,” tutur Rachmat Kaimuddin, CEO Bukalapak.
Standard Chartered dalam survei terbarunya bertajuk Future Money: How COVID-19 Changed Our Financial Habit menyebutkan, pandemi menjadi katalisator pertumbuhan aktivitas keuangan online. Survei tersebut memperlihatkan, 56% konsumen Indonesia sekarang lebih memilih pembelian dan pembayaran online, meningkat 16% dibandingkan sebelum COVID-19.
Sementara itu, sebanyak 80% orang Indonesia juga mengharapkan negara ini menjadi sepenuhnya tanpa uang tunai atau cashless pada tahun 2025. Layanan embedded finance menjadi pasar pertumbuhan utama bagi kemitraan Standard Chartered dan Bukalapak dalam mengembangkan produk inovatif yang sesuai dengan kebutuhan para pelanggan.
Embedded finance dapat dideskripsikan sebagai integrasi antara layanan keuangan digital dengan konvensional. Nasabah kemudian dapat melakukan berbagai transaksi dari mana pun dan kapan pun.
Editor: Ramadhan Triwijanarko