Stanley Black & Deck Berikan Fasilitas Kredit Industri Kecil

marketeers article

Perusahaan penyedia perkakas Stanley Black & Decker mendorong penggunaan perkakas tepat guna untuk para pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Karenanya, perusahaan asal Amerika Serikat ini memberikan akses para pelaku IKM dengan menyediakan program kredit perkakas.

Country Director Stanley Black & Decker Indonesia King Hartono Hamidja mengatakan, inovasi ini terbilang baru. Jika sebelumnya program cicilan hanya untuk barang-barang konsumtif.

“Sebaliknya, kami menyediakan program cicilan untuk barang produktif. Belum ada produsen perkakas yang menyediakan penjualan dengan cara dicicil,” klaim dia berdasarkan rilis yang diterima Marketeers.

Menurut King, dengan program tersebut, para pelaku IKM yang memiliki keterbatasan modal dapat menjangkau perkakas dengan lebih mudah. Selain itu, para pelaku industri IKM juga bisa menyimpan modal mereka untuk keperluan lainnya.

“Buat para pelaku industri yang baru memulai usaha, membeli perkakas dan peralatan itu bisa menghabiskan separuh modal mereka. Dengan mencicil, mereka bisa menjadikan modal untuk keperluan lain yang lebih produktif,” ujar King.

Inovasi program cicilan Stanley ini diluncurkan di Indonesia menandai peringatan HUT ke-175 Stanley di dunia. Program cicilan ditargetkan akan menambah 25% penjualan perkakas Stanley Black & Decker di Indonesia.

Stanley bekerja sama dengan Tokopedia melalui kampanye “Mulai Aja Dulu”. Tokopedia menjadi platform pemasaran eksklusif  untuk produk Stanley Black & Decker di Indonesia.

Vice Chairman Tokopedia Leontinus Alpha Edison menjelaskan, Tokopedia berharap terus membangun kerja sama yang solid dengan Stanley Black & Decker, terutama dalam mendukung kemajuan pengusaha lokal Indonesia lewat edukasi dan pendampingan dari hulu ke hilir.

“Termasuk peningkatan kualitas produksi, packaging, branding, dan akses ke permodalan, Ini sejalan dengan misi kami mewujudkan pemerataan ekonomi lewat digital,” terang dia.

Selama ini, IKM yang telah bergabung dengan marketplace seperti Tokopedia dan beberapa marketplace lainnya, hingga saat ini telah mencapai 1.700 unit.

Kemenperin tengah mendorong program e-Smart IKM untuk mempersiapkan IKM dalam menghadapi revolusi industri yang keempat yang berbasis Internet of things (IoT).

Kemenperin menargetkan hingga 2019 akan ada sebanyak 10.000 IKM yang ikut dalam program e-Smart IKM. Pertumbuhan jumlah IKM tersebut didorong oleh potensi pasar Indonesia yang terus berkembang.

Berdasarkan data Asosiasi e-commerce Indonesia (IdeA), jumlah pengguna internet tanah air mencapai lebih dari 90,5 juta jiwa, sedangkan pengguna aktif yang berbelanja secara online sebanyak 26,3 juta jiwa.

Editor: Sigit Kurniawan

Related