Starbucks membuka community store pertamanya di Tanah Abang pada bulan Februari lalu. Gerai berbasis komunitas ini menjadi cara Starbucks untuk berkontribusi langsung kepada lingkungan sekitar. Salah satunya dengan memberikan tempat untuk anak-anak dan masyarakat di sekitar community store untuk belajar dan berkegiatan positif lainnya.
Mengikuti pembukaan gerai ini, Starbucks menghadirkan sejumlah menu baru. Dijelaskan oleh Anthony Cottan, Direktur PT Sari Coffee Indonesia, menu-menu baru ini menjadi cara Starbucks untuk menghadirkan hal baru sekaligus apresiasi terhadap kebudayaan tempat tumbuh gerai kopi ini di Indonesia, yaitu Jakarta.
Pertama, kedai kopi asal Amerika Serikat ini menawarkan Betawi Latte. Minuman ini terinspirasi oleh minuman tradisional Bir Pletok. Tidak heran jika Betawi Latter memiliki rasa rempah yang kuat. Betawi Latte merupakan minuman yang terbuat dari kopi dengan sentuhan jahe, pala, dan cengkeh.
Kedua, Starbucks juga menawarkan ragam camilan yang terinspirasi dari cita rasa lokal. Di Starbucks Community Store Tanah Abang, pelanggan bisa menemukan Kue Gambang, Puding Selendang Mayang, dan Cheesecake Sarang Semut. Ketiga panganan ini, menurut Anthony, dibuat dengan bahan-bahan lokal untuk mejaga nilai otentiknya.
“Kue gambang dari Starbucks memiliki aroma kayu manis yang kuat layaknya kue gambang asli dari betawi. Kami melakukan inovasi pada puding putu mayang yang biasanya disajikan sebagai kue, namun di sini, kami kreasikan sebagai hidangan puding yang manis dengan aroma kelapa dan gula merah yang dominan,” jelas Anthony.
Ketiga, Starbucks juga menghadirkan merchandise eksklusif di gerai baru ini. Di antaranya adalah tumbler dan tote bag. Kedua merchandise ini menggunakan desain print yang menggambarkan masyarakat Tanah Abang.
Starbucks menargetkan untuk membuka lebih dari 100 gerai community store secara global pada 2025. “Tentunya dengan ragam inovasi sesuai dengan kondisi dan budaya masyarakat sekitar community store tersebut,” tutup Anthony.
Editor: Ramadhan Triwijanarko