Starbucks Teavana, Warisan Starbucks yang Hidup Kembali

marketeers article

Apa yang Anda kenal dari merek Starbucks? Imej sebagai gerai penyedia kopi premium telah melekat ke Starbucks. Meski begitu, jika kita pergi ke tahun 1971, tahun pertama perusahaan ini dibuka, perusahaan ini bernama Starbucks Coffee Tea and Spices di Pike Place Market, Elliott Bay, Seattle, Washington, US.

Lalu berbagai perubahan terjadi di perusahaan ini, dan kini lebih dikenal sebagai gerai kopi. Meski begitu, pihak prinsipal Starbucks telah memberikan komando hingga ke Indonesia untuk mempopulerkan kembali warisan produk teh mereka. Di sini, Starbucks mempercayakan teh dari Teavana yang mereka akuisisi pada tahun 2012.

Melalui Starbucks Teavana, gerai yang telah memiliki 6.200 gerai di Asia Pasifik menawarkan pengalaman modern mengkonsumsi sebuah teh. Dari sini, Starbucks meluncurkan Starbucks Teavana Handcrafted Beverages dan Full Leaf Tea Sachets di Tanah Air. Indonesia pun menjadi negara kedua setelah Tiongkok yang memiliki varian baru minuman tersebut di Starbucks.

“Kami ingin mengubah cara pandang masyarakat terhadap teh. Selama ini, meminum teh identik dengan aktivitas orang tua. Dari sini kami ingin membangun Modern Way of Enjoying Tea,” jelas Sari Siswarni, Head of Marketing PT Sari Coffee Indonesia saat meluncurkan produk tersebut di Jakarta, Rabu (07/09/2016)

Dari sini, Starbucks Teavana Handcrafted Beverages menawarkan tiga pilihan, Black Tea with Ruby Grapefruit and Honey, Iced Shaken Green Tea with Aloe and Prickly Pear, Iced Shaken Hibiscus Tea with Pomegranate Pearls. Sementara, Starbucks Full Leaf Tea Sachets menawarkan tiga jenis teh dengan beragam varian. Black Tea terdiri dari English Breakfast, Earl Grey, dan Chai. Lalu, ada varian Mint Citrus untuk Green Tea. Ada pula varian Herbal Tea yang terdiri dari Mint Blend dan Chamomile.

Sari menyebutkan bahwa teh merupakan minuman paling banyak diminum kedua setelah air. Nilai pasar teh di pasar global pun mencapai US$ 125 miliar.

“Untuk saat ini, kami masih membawa varian sebatas teh yang populer di sini. Kami pun tidak sabar menunggu untuk membawa varian yang lebih banyak lagi. Semoga responsnya baik,” tutup Sari.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS