PT Greatedu Global Mahardika (Great Edu), perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bidang pendidikan berbasis digital menargetkan bisa memperoleh pendapatan Rp 68 miliar tahun ini.
“Kami menargetkan gross merchandise value (GMV) tahun 2022 sebesar Rp 68 miliar, target itu meningkat dibandingkan setahun sebelumnya,” kata Chief Executive officer (CEO) Great Edu Ade Irma Setya Negara dalam keterangannya, Selasa (5/7/2022).
Menurut Ade, bisnis platform pendidikan berbasis digital masih potensial di Indonesia yang mana kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap edukasi masih tinggi.
“Untuk mencapai target tahun 2022 kami akan memperkuat penetrasi pasar pada segmen market business to consumer (B2C), business to business (B2B), dan business to government (B2G),” ujar Ade.
Untuk mendukung hal itu, Great Edu juga akan memperkuat teknologi serta menambah varian produknya. Baru-baru ini, perusahaan berkolaborasi dengan Litedex Protocol untuk memperluas jaringan bisnisnya.
Litedex Protocol merupakan decentralized exchange platform pertama di Indonesia yang mengusung konsep meta finance. Dengan kerja sama tersebut, ke depannya Great Edu berkomitmen menyediakan fasilitas pembelajaran berbasis web 3, blockchain, meta finance, dan teknologi lainnya.
“Selain bekerja sama dengan berbagai perusahaan, Great Edu juga akan berkolaborasi dengan pemerintah guna mempercepat ketersediaan talenta digital khusus di bidang ini,” ujar Ade.
Great Edu merupakan platform pendidikan berbasis digital yang fokus sebagai tempat bertumbuh dalam dunia kerja, bisnis, maupun pendidikan. Beberapa materi yang disodorkan salah satunya tentang cara berinvestasi di aset kripto.
Great Edu juga menekankan pentingnya kaum milenial berinvestasi secara prudent dan cerdas pada era digital. Para milenial pun diajak agar meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait berinvestasi yang tepat dan menjanjikan di era teknologi yang semakin berkembang cepat.
Ekonomi digital di Indonesia saat ini menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara. Pada 2021, tercatat sekitar USD$ 70 miliar dan diperkirakan menjadi US$ 146 miliar pada tahun 2025.
Sektor ekonomi digital juga menunjukkan kontribusi yang meningkat terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, yakni sebesar 2,9% pada tahun 2019, dan 4% pada tahun 2020. Pada tahun 2030, kontribusi tersebut diperkirakan meningkat hingga 18,8%.