Stephanie Lie Kenalkan Tiga Karakter Konsumen Make-Up

marketeers article

Industri kosmetik (make-up) di Indonesia kian potensial. Untuk menetapkan strategi pemasaran yang tepat, para pemain harus mampu mengenali karakter konsumen mereka dalam mengonsumsi produk kosmetik. Brand Manager Make Over Stephanie Lie pun berbagi pengalaman terkait karakteristik konsumen perempuan Indonesia terhadap produk make-up yang ia temui dilapangan. Lalu, seperti fakta yang ditemukan Stephanie?

Setelah memproduksi lebih dari 250 SKU, Make Over kian aktif ambil bagian dalam berbagai kesempatan aktivitas kecantikan. Brand Manager Make Over Stephanie Lie mengatakan, sebagai brand, Make Over harus mengenal dengan baik karakteristik konsumen mereka untuk dapat menang di pasar. Sejauh ia berada di industri ini, Stephanie mengaku setidaknya ada tiga tipe konsumen yang umum ditemui di Indonesia.

Tipe Impulsif

Tipe konsumen pertama adalah mereka yang cenderung impulsif. Stephanie menjelaskan, konsumen perempuan dengan tipe impulsif adalah mereka yang mudah terpengaruh dengan produk make-up terbaru. Faktanya, Stepahanie melanjutkan, kebanyakan konsumen ini cenderung sulit untuk menabung.

Photo Credits: Sephora

“Hal ini sebenarnya senada dengan karakter perempuan yang cenderung tidak loyal terhadap produk make-up. Semakin mereka impulsif, semakin mudah bagi mereka untuk mencoba berbagai jenis produk dari berbagai brand yang berbeda,” terang Stepahnie.

Pendapat lain terkait karakter konsumen perempuan pada tipe impulsif datang dari Andre Madian, Head of Marketing Glou. Ia mengatakan, dalam menentukan pembelian terhadap sebuah produk, konsumen tipe ini cenderung berangkat dari referensi yang mereka peroleh. Tidak hanya itu, mereka pun cenderung lebih update terhadap berbagai jenis produk baru.

Tipe Smart-Buyer / Mature

Tipe konsumen perempuan yang kedua adalah smart-buyer. Perempuan pada tipe ini dikatakan Stephanie cenderung menghitung pengeluaran mereka dengan baik. Dalam memilih produk make-up, golongan ini cenderung kritis sebelum membeli, peduli terhadap formula, mencoba memahami produk, dan membeli sesuai kebutuhan.

Namun, agak berbeda dibandingkan tipe impulsif yang cenderung tidak loyal, tipe smart-buyer justru terbilang loyal dibandingkan tipe konsumen lain.

“Konsumen tipe ini cenderung memiliki loyalitas yang lebih tinggi terhadap suatu produk dibandingkan dengan konsumen tipe lain. Mereka tidak mau sembarangan membeli dan akan sangat berhati-hati dalam memilih review atau mencerna referensi produk,” jelas Stephanie.

Di lain sisi, Andre mengatakan, memberikan experience yang baik kepada konsumen akan sangat membantu dalam menentukan hasil review di sini.

Tipe Non-User

Photo Credits: http://www.thestatesman.com

Tipe non-user dijelaskan Stephanie terdiri dari mereka yang bukan merupakan pengguna produk dari brand tertentu. Stephanie mengatakan, tipe konsumen non-user terbagi atas dua karakteristik. Pertama, konsumen yang hanya membeli produk namun tidak menggunakannya, dan mereka yang tidak membeli produk lantaran tidak memiliki ketertarikan pada produk make-up.

Untuk menggarap pasar pada tipe konsumen ini, Stephanie mengaku susah-susah gampang. “Ada non-user yang mudah untuk di approach membeli barang baru, namun ada juga mereka yang tidak menggunakan karena mereka tidak merasa make-up sebagai kebutuhan mereka,” ungkap Stepahnie.

Dari berbagai tipe konsumen perempuan Indonesia dalam mengonsumsi Make Up, Stephanie mengaku lebih sering bertemu dengan tipe konsumen impulsif. Ia berpendapat, kehadiran berbagai Key Opinion Leader (KOL), tren un-boxing, dan make-up tutorial semakin mendorong konsumen untuk berperilaku impulsif.

Produsen pun harus dengan bijak menentukan cara yang tepat dalam menggarap tiap-tiap karakter. Apakah penekanan terdapat pada packaging yang menarik, ataukah dengan mengedepankan kualitas produk. “Intinya, semua harus disesuaikan dengan karakter brand tersebut dan siapa pasar yang ingin digarap,” kata Stephanie.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS