Industri makanan dan minuman (mamin) terancam berhenti berproduksi jika tidak ada kebijakan pemerintah untuk menambah stok gula kristal rafinasi (GKR). Oleh karena itu, pemerintah diminta menambah stok GKR untuk menjamin kebutuhan produksi industri mamin.
Dian Astriana, Head of Corporate Communication & Relation PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (IDX: GOOD) berharap pemerintah dapat membuka keran impor bahan baku untuk gula kristal rafinasi agar dapat memenuhi kebutuhan industri mamin.
BACA JUGA: Kinerja Moncer, Industri Mamin Diminta Genjot Ekspor
“Tentu kami berharap pemerintah dapat menambah kuota sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman,” kata Dian dalam keterangannya di Jakarta, Senin (5/12/2022).
Menurut Dian, gula kristal rafinasi merupakan salah satu bahan baku utama yang harus terpenuhi dalam memproduksi mayoritas produk Garudafood. Apabila pasokan gula terkendala, maka bisa berdampak pada penghentian kegiatan produksi.
BACA JUGA: Ketidakpastian Global, Industri Mamin RI Tetap Tumbuh 3,57% Kuartal III
“Garudafood menggunakan GKR sebagai bahan baku produksinya. Terkait ketersediaan pasokan GKR, apabila terkendala maka tentu berpotensi mempengaruhi kelancaran produksi kami,” ujarnya.
Seretnya pasokan gula kristal rafinasi untuk industri mamin juga dialami produsen makanan ringan atau snack, PT Arnott’s Indonesia, yang saat ini mengalami kesulitan pasokan gula.
“Arnott’s juga mengalami kesulitan pasokan gula,” kata Oktaviana Quinta Dewi dari Arnott’s.
Menurut Oktaviana, seretnya pasokan gula ini berisiko mengganggu kegiatan produksi di saat stok gula di gudang sudah sangat menipis.
“Betul terancam stop produksi, shortage gula ini memberikan risk diproses produksi kami. Kami berharap pemerintah bisa segera mengeluarkan kebijakan,” ucapnya.
Para pelaku industri mamin disebutkan sudah mengirimkan surat ke pemerintah terkait berkurangnya pasokan gula kristal rafinasi menjelang akhir tahun. Proyeksi pertumbuhan bisnis makanan dan minuman tahun 2023 minimal 5% juga diyakini bisa terganggu jika terkendala pasokan bahan baku yang terhambat.
Terganggunya pasokan GKR akan berdampak pada berhentinya produksi. Industri mamin di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada triwulan III 2022, industri mamin tumbuh 3,57% atau lebih tinggi dibanding periode sebelumnya 3,49%. Meskipun terdampak pandemi COVID-19, subsektor makanan dan minuman masih mampu tumbuh dan berkontribusi pada pertumbuhan industri nonmigas yang mencapai 4,88%.