Storytelling Jadi Strategi Baru Occam untuk Lebih Adaptif

marketeers article
Occam ungkapkan strategi untuk terus tumbuh selama pandemi. | Foto: Occam

Pandemi Covid-19 menyebabkan tekanan di berbagai sektor bisnis. Namun, di sisi lain, ada peluang baru yang bisa dimaksimalkan. Occam Komunikasi Indonesia menjadi salah satu yang menangkap hal positif itu. Perusahaan public relations tersebut mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga 49% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Bagaimana perusahaan dapat bertahan di situasi yang serbasulit itu? Occam mengungkapkan strategi yang digunakan mereka, yaitu storytelling.

“Kami harus lebih tangkap dalam mengoptimalkan strategi PR dan mengeksplor cara-cara baru dalam storytelling. Karena, public relations merupakan sebuah seni yang dituntut untuk terus berevolusi seiring dengan perubahan waktu dan perilaku konsumen,” kata Septa Perdana, Co-Founder dan COO Occam.

Bukan hanya sekadar beradaptasi, Occam terus berusaha berkembang dengan mengidentifikasi peluang baru, meningkatkan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan membangun pengelolaan yang lebih kokoh. Hal itulah yang mereka lakukan untuk menciptakan pertumbuhan bisnisnya.

Tahun pertama pandemi, keadaan memang cukup menantang. Sama seperti bisnis lainnya, perusahaan harus didera banyak kesulitan.

Occam berhasil menghindari kerugian dengan melakukan sejumah penyesuaian pada biaya operasional dan pemasaran. Radhytia Arghawisha, Co-Founder dan CEO Occam menuturkan dengan strategi itu, perusahaan berhasil kembali tumbuh pada kuartal 4–2020.

Dengan strategi storytelling yang mereka terapkan, mereka berhasil berekspansi dengan menambah tenaga kerja hingga dua kali lipat antara kuartal 1-2021 sampai kuartal 1-2022. Sejumlah talenta yang bergabung dengan Occam tersebut hadir dan membantu mengakomodasi pekerjaan dari klien-klien baru.

Dalam 17 bulan terakhir, Occam berhasil memperoleh kepercayaan dari sejumah merek seperti Traveloka, EIGER Adventure, serta Sennheiser. Tidak sedikit pula klein jangka panjang yang masih memercayakan kebutuhan public relations mereka. Contohnya, Zumba Fitness, Novartis Indonesia, serta ADA Indonesia.

“Ini bukan lagi sekadar new normal akibat pandemi. Namun, lebih kepada kemampuan organisasi dalam meningkatkan adaptasinya di dunia yang selalu berubah dan disertai berbagai potensi krisis lainnya. Sebab itu, setiap keputusan bisnis yang diambil harus disertai dengan dukungan strategi komunikasi yang komprehensif seperti storytelling,” tutur Septa.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related