Strategi Astra Menjaga Operational Excellence lewat Catur Dharma

marketeers article
Hermawan Kartajaya, Tri-Founder of Phillip Kotler Center for ASEAN Marketing. (FOTO: Marketeers/Eric)

Jakarta Chief Marketing Officer (CMO) Club kembali digelar dengan menjadikan Astra Financial sebagai inspirasi. Karenanya, pertemuan bulanan yang digelar oleh MCorp ini mengajak para praktisi pemasaran untuk menyelami strategi Astra dalam menghadirkan operational excellence (OpEx).

Hermawan Kartajaya, Tri-Founder of Phillip Kotler Center for ASEAN Marketing mengatakan, Astra merupakan salah satu best managed company sehingga banyak sekali pelajaran yang bisa dijadikan sebagai teladan.

“Astra kini telah menjadi sebuah great brand name. Merek ini telah membentuk ekosistem. Tak hanya di sektor otomotif, Astra telah memiliki cengkeraman yang kuat dalam setiap sektor usaha yang digeluti,” kata Hermawan Kartajaya dalam Jakarta CMO Club Special Ramadhan Edition di Mandarin Oriental Jakarta Hotel, Senin (25/3/2024).

BACA JUGA: Operational Excellence jadi Strategi Bank Saqu di Pasar Bank Digital

Menurutnya, kesuksesan Astra tak lepas dari Prinsip Catur Dharma. Dengan berpegang pada filosofi itu, perusahaan berhasil menonjolkan value untuk menjadi perusahaan yang berkontribusi bagi bangsa, unggul dalam layanan, menghargai individu dan berkomitmen untuk mencapai yang terbaik.

“Karenanya, dalam setiap pengembangan, Astra selalu melibatkan pakar atau ahli yang luar biasa. Tak heran, sektor apapun yang digeluti oleh Astra selalu sukses,” ucapnya.

Suparno Djasmin, Director of Astra dan Director-in-Charge Astra Financial mengatakan, Catur Dharma sendiri merupakan filosofi yang telah ditetapkan sejak 1982. Filosofi ini pun telah menjadi panduan bagi para Insan Astra dalam bergerak dan bertindak di keseharianya.

Secara rinci, Catur Dharma merupakan prinsip yang menekankan agar Astra menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara, memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan, menghargai individu dan membina kerja sama serta senantiasa berusaha mencapai yang terbaik.

BACA JUGA: Hermawan Kartajaya: Amerika Kuat akan Branding, China Juaranya Operational Excellence

“Selanjutnya, prinsip itu kami aktualisasikan lewat Triple-P Strategy yang terdiri dari Portfolio, People dan Public Contribution,” kata Suparno Djasmin dalam Jakarta CMO Club yang kali ini dikemas dalam tema ‘Intgrated Financial Service: The Astra Story‘ tersebut.

operational excellence
Suparno Djasmin, Director of Astra dan Director-in-Charge Astra Financial. (FOTO: Marketeers/Eric)

Hal itu pun membuat Astra kini masuk dalam jajaran 10 besar perusahaan dengan market capitalization terbesar. Lewat tujuh pilar bisnis, kini perusahan Astra telah hadir dalam ekosistem yang terdiri dari 283 perusahaan dan 9 yayasan.

Menurutnya, salah satu tantangan yang tengah dihadapi saat ini adalah tantangan dalam aspek elektrifikasi kendaraan dan digitalisasi. Tapi, tantangan itu terbukti telah berhasil dihadapi perusahaan dengan baik.

“Sepanjang 2023, pasar elektrifikasi dalam segmen mobil secara keseluruhan telah mencapai 7%. Dari total pasar itu, Astra mengantongi kontribusi sebesar 53%,” ucap dia.

Sementara itu, aspek digitalisasi ditekankan oleh perusahaan lewat Astra Financial (Asfin) yang telah mencakup sejumlah layanan keuangan secara digital. Kini, Astra Financial telah ditunjang oleh sejumlah business unit yakni FIFGROUP, Astra Credit Company (ACC), Toyota Astra Financial Services (TAF), Asuransi Astra, Astra Life, AstraPay, Maucash, Moxa, SEVA dan Bank Saqu.

 

Perkuat Ekosistem lewat Astra Financial

Bagi Astra, sektor otomotif memang masih menjadi salah satu revenue generator yang utama. Hal itu pun terbukti lewat kinerja dari unit bisnis Asfin di bidang otomotif yang berhasil memberikan kontribusi pertumbuhan baik secara langsung maupun tak langsung.

Rudy Chen, Executive-in-Charge Astra Financial mengatakan, ekosistem layanan lewat beragam business unit itu membuat Asfin mampu mengantongi profit sekitar Rp 7,8 triliun. Artinya, Asfin memberikan kontribusi pendapatan yang cukup besar bagi Astra secara keseluruhan.

“Laba Asfin banyak di topang oleh FIFGROUP lewat profit sebesar Rp 4 triliun. Saat ini, FIFGROUP mengantongi market share sekitar 37%, artinya, satu dari tiga motor yang terjual merupakan sepeda motor yang dibeli lewat jasa pembiayaan FIFGROUP,” kata Rudy Chen.

Selain FIFGROUP, kinerja Asfin yang cemerlang juga ditopang oleh ACC dan TAF yang mengantingi pangsa pasar sekitar 24%.

BACA JUGA: Hermawan Kartajaya: KidZania Jadi Sarana Tepat untuk Tanamkan Karakter Punokawan pada Anak-Anak

Kemudian, AstraPay dan Bank Saqu juga menunjukkan performa yang optimal berkat keunggulan dari aspek fitur, layanan dan diferensiasi. Padahal, lanjut dia, Asfin tak melakukan aksi bakar uang atau menebar diskon demi menjaring banyak pengguna.

operational excellence
Rudy Chen, Executive-in-Charge Astra Financial. (FOTO: Marketeers/Eric)

“Kita boleh agresif tapi tetap harus menekankan pada business dan operational excellence. Karenanya, sebagai perusahaan dengan ekosistem yang luas, kami melakukan pengambangan bisnis lewat optimalisasi data base yang kuat serta lewat cross selling dan upselling,” kata dia.

Karenanya, perusahaan juga menerapkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Menurut dia, AI sangat berperan dalam melakukan penyaringan konsumen potensial dan menawarkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing konsumen.

Dari paparan itu, Hermawan Kartajaya menyimpulkan, Triple-P Strategy merupakan strategi yang terbukti jitu dalam membuat Astra menjadi konglomerasi bisnis yang kokoh dan terus tumbuh secara berkelanjutan.

BACA JUGA: Jakarta CMO Club: Pengelolaan Nikel Harus Menerapkan Green Mining

Karena, portfolio yang lengkap membuat perusahaan hadir dalam ekosistem bisnis yang saling menunjang dan bisa memberikan kontribusi kepada publik dalam beragam aspek kehidupan.

Untuk aspek People, ia menilai perusahaan ini juga terbukti sangat andal dalam menempa dan melakukan kaderisasi demi bisa membentuk Insan Astra yang memiliki jiwa kepemimpinan sekaligus kreatif dan inovatif tapi tetap humble.

Salah satu strategi perusahaan dalam membangun Insan Astra yang unggul adalah dengan melakukan rotasi sumber daya manusia (SDM) dari unit bisnis satu ke unit bisnis lainya. Dengan begitu, perusahaan sekaligus ingin membangun SDM yang agile dalam setiap kondisi.

“Hasilnya sangat terlihat dari para pimpinan Astra, mereka tidak ada yang sombong. Mereka sangat humble dan adaptif. Perpaduan semua itu membuat perusahaan ini bisa menyajikan operational excellence dan mampu membuat setiap sektor yang digeluti selalu berhasil,” ujar Hermawan Kartajaya.

Related