Bank Mandiri bersama anak perusahaannya, Mandiri Sekuritas akan kembali menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2024. Forum investasi tahunan terbesar ini, akan berlangsung selama lima hari mulai dari tanggal 4 Maret 2024 hingga 8 Maret 2024.
Eka Fitria, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri mengatakan forum untuk menangkap peluang investasi ini hadir dengan rangkaian acara yang terdiri atas Macro Day, Investment Day, Site Visit, dan Corporate Day.
“MIF 2024 akan menjadi penyelenggarakan yang ke-13 dan menjadi wujud konsistensi Bank Mandiri dalam mendorong keran investasi di Indonesia dengan melibatkan ragam investor dan pembicara terkemuka dari dalam dan luar negeri,” kata Eka Fitria dikutip dari website Bank Mandiri, Kamis (22/2/2024).
Kali ini, MIF dikemas dalam tema ‘Thriving Through Transition’. Lewat tema tersebut, forum ini hadir dengan membahas isu-isu strategis yang berkaitan dengan prospek ekonomi Indonesia di tengah tahun pemilu global atau super election year.
BACA JUGA: Strategi Maybank Dorong Minat Investasi lewat Tabungan Emas Digital
“MIF kali ini membahas sumber-sumber pertumbuhan yang penting bagi Indonesia salah satunya sektor manufaktur dan pertanian,” ujarnya.
Kedua sektor itu mendapat perhatian karena berdasarkan hasil riset Tim Ekonom Bank Mandiri, sektor manufaktur memiliki kontribusi yang terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB). Namun, diketahui kontribusinya cenderung menurun dari kisaran 20% sebelum pandemi menjadi 18%.
Artinya, revitalisasi sektor manufaktur sangat penting karena sebagian industri di sektor ini dapat menghasilkan nilai tambah yang signifikan dan menyerap tenaga kerja yang cukup besar.
BACA JUGA: Naik 17,5%, Realisasi Investasi RI 2023 Capai Rp 1.418,9 Triliun
Sementara itu, sektor pertanian merupakan sektor dengan kontribusi terbesar kedua pada pertumbuhan ekonomi.
“Dengan risiko perubahan iklim yang semakin tinggi, ketahanan pangan menjadi isu yang penting untuk mencapai keberlanjutan ekonomi,” kata dia.
Tidak cuma itu, MIF tahun 2024 juga akan membahas mengenai tren terkini dalam digitalisasi yaitu perkembangan artificial intelligence (AI). Pasalnya, pesatnya teknologi AI menciptakan peluang efisiensi ekonomi namun juga menciptakan risiko tergantikannya beberapa jenis pekerjaan yang mana dampaknya terhadap ekonomi perlu diantisipasi.
BACA JUGA: Sasar Potensi Industri Olahraga, Bank Mandiri Gandeng KONI
Terkait kondisi ekonomi terkini, Andry Asmoro, Chief Economist Bank Mandiri mengatakan ekonomi Indonesia selama 2023 masih sangat resilien di tengah berbagai gejolak global yang terjadi. Ekonomi global saat itu terkendala inflasi dan suku bunga tinggi di tengah meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah.
Kendati demikian, perekonomian Indonesia masih mampu tumbuh di atas 5% didukung stabilnya permintaan domestik, meski harus berjuang di tengah risiko global.
“Ini mencerminkan tertahannya konsumsi masyarakat, terutama pada kelas menengah ke bawah. Menurut Mandiri Spending Index atau MSI, tabungan masyarakat berpendapatan rendah terus menurun sehingga mengurangi aktivitas konsumsi,” ujar Andry.
Karenanya, pemerintah berperan dalam memastikan daya beli konsumen tetap terjaga, misalnya melalui percepatan pengeluaran untuk stimulus ekonomi atau insentif pajak.
“Secara keseluruhan, dengan fundamental perekonomian domestik yang kuat, kami perkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,06% di tahun ini,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk