Strategi Blue Bird Lakukan Diversifikasi Usaha lewat BirdKirim
Sekarang ini, perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan satu bisnis saja. Walaupun bisnis tersebut berjalan dengan lancar, tidak menutup kemungkinan akan ada banyak pemain di industri yang sama yang mulai berlomba-lomba berinovasi untuk memenangkan pasar.
Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan dapat melakukan diversifikasi. Strategi ini ternyata diterapkan oleh berbagai perusahaan besar di Indonesia, termasuk PT Blue Bird Tbk. Selama lebih dari 50 tahun, perusahaan ini telah berinovasi terus menerus dan membangun bisnisnya dengan membangun ekosistem usaha transportasi darat sebagai kontributor utama perusahaan.
Blue Bird terus memperluas pelayanannya untuk melayani pelanggan. Hingga saat ini, perusahaan tersebut telah memiliki lebih dari 23 ribu armada. Mulai dari layanan taksi reguler, lalu bertambah ke taksi eksekutif, limosin dan rental mobil, charter bus, hingga shuttle antarkota dan antarprovinsi.
Tidak hanya itu saja, perusahaan ini juga melakukan pengembangan di sektor logistik. Hal ini dilakukan seiring dengan semakin masifnya rencana pemerintah dalam menggenjot sektor infrastruktur.
Melihat kesempatan tersebut, Blue Bird menghadirkan layanan logistik yang dinamakan BirdKirim. Sigit Djokosoetono, Presiden Direktur Blue Bird menjelaskan layanan BirdKirim merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk selalu mendengarkan kebutuhan masyarakat yang terus berubah. Blue Bird mewujudkannya melalui inovasi di layanan perusahaan dan menghadirkan BirdKirim.
“Kami berkomitmen untuk selalu menjadi solusi kebutuhan mobilitas dan logistik masyarakat. Melalui kehadiran program logistik BirdKirim diharapkan mampu memberikan solusi bagi aktivitas masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan, mulai dari bahan makanan, rumah tangga, dan pengiriman barang,” kata Sigit.
Banyaknya pemain di industri yang sama tak membuat Blue Bird berhenti berinovasi. Sigit menegaskan dari awal perusahaan berdiri hingga sekarang, inovasi telah menjadi DNA bisnis Blue Bird. Selain itu, perusahaan juga kerap melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Kami percaya, Blue Bird tidak bisa hidup sendirian. Kolaborasi adalah salah satu dasar kuat perkembangan kami. Kami hadir dan terus memperluas cakupan layanan kami, tentunya bukan untuk mematikan bisnis lain, melainkan untuk menghidupkan semangat melayani demi terpenuhinya kebutuhan pelanggan,” ujar Sigit.
Akan tetapi, Sigit menegaskan Blue Bird selalu mementingkan kualitas. Perusahaan tidak pernah berkompromi mengenai kualitas.
Bahkan, di saat kondisi pandemi COVID-19 yang berdampak buruk bagi sebagian besar bisnis, termasuk bisnis Blue Bird, perusahaan tetap berkomitmen untuk memberikan layanan yang terbaik. Memasuki bisnis baru tentunya harus diimbangi dengan resources yang kuat.
Sigit menjelaskan dalam rangka mendukung portfolio diversification yang dilakukan perusahaan, Blue Bird secara konsisten terus melakukan peningkatan kualitas dan keahlian SDM. Hal ini merupakan kunci utama untuk mendukung operasional dan pertumbuhan Blue Bird.
“Dalam melakukan diversifikasi, kami mempersiapkan SDM yang berkualitas. Terutama, di bidang teknologi informasi (TI) yang saat ini memiliki jumlah tim terbesar setelah tim operasional. Merekrut tenaga ahli bidang tech business dan strategic transformation sangat dibutuhkan untuk bisa mengeluarkan ide-ide aplikasi layanan baru,” ucap Sigit.
Selain resources yang kuat, perusahaan yang melakukan diversifikasi usaha juga harus memiliki operational excellence. Hal ini dilakukan pula oleh Blue Bird yang menerapkan operational excellence dalam setiap lini operasional perusahaan. Selain itu, operational excellence juga merupakan langkah strategis yang dapat berdampak positif terhadap laju bisnis perusahaan.
“Baru-baru ini, salah satu upaya peningkatan operational excellence perusahaan kami lakukan melalui berbagai pelatihan. Pelatihan terakhir yang kami lakukan adalah pengadaan pelatihan First Aid Training-Basic Life Support kepada seluruh pengemudi dan karyawan Blue Bird di Bali. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan operational excellence dalam faktor keselamatan dan keamanan tamu maupun pengguna jalan,” tutur Sigit.
Tentu saja, dalam melakukan diversifikasi, Blue Bird melalui BirdKirim dihadapi oleh beberapa tantangan. Salah satunya mengenai permintaan masyarakat yang makin meningkat untuk pengiriman yang lebih cepat, efisien, dan dapat dilacak di tengah persaingan yang sangat ketat dengan beberapa pemain besar.
“Kami melakukan berbagai hal untuk mengantisipasi tantangan tersebut. BirdKirim menyediakan layanan khusus kepada pelanggan dengan cara yang lebih personal. Ini adalah salah satu cara kami untuk memperluas potensi untuk penetrasi pasar. Kami juga menawarkan fitur baru dan memadukan inovasi lain untuk menarik perhatian pelanggan,” kata Sigit.
Upaya diversifikasi Blue Bird berhasil mendongkrak kinerja perseroan di tengah tantangan pandemi. Dalam periode satu tahun, dari mengalami kerugian besar pada tahun 2020, Blue Bird berhasil mencetak keuntungan pada tahun 2021 dan terus membukukan pertumbuhan positif selama tiga kuartal terakhir berturut-turut hingga paruh pertama 2022.
“Pada semester I 2022 ini, kami membukukan kinerja yang baik dengan peningkatan positif, yakni laba bersih sebesar Rp 148 miliar, meningkat tajam 593% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Pada periode ini pula, margin laba kotor perusahaan naik hingga 20%, dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar Sigit.
Editor: Ranto Rajagukguk