Coursera Inc baru saja memperkenalkan layanan konten pembelajaran baru yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Platform pembelajaran daring (online) ini pun tak menampik dengan adanya persaingan platform daring yang cukup ketat.
Mengenai hal tersebut, CEO Coursera Jeff Maggioncalda menjelaskan strategi yang dilakukan oleh pihaknya untuk tetap relevan adalah dengan menjalin kolaborasi dengan banyak pihak. Kolaborasi ini terbuka kepada mulai dari institusi pendidikan hingga perusahaan top global.
BACA JUGA Dukung Kemajuan Pendidikan, Deltalube Berikan Alat Pembelajaran
“Mereka kenal brand-nya, dan mereka paham, ya, ini kualitasnya harus bagus,” ujar Maggioncalda dalam acara peluncuran Coursera Indonesia, Rabu (16/8/2023).
Maggioncalda menambahkan, melalui ragam konten yang ditawarkan, peserta dapat belajar dengan para ahli di tingkat global.
“Anda masih dapat belajar dengan orang-orang yang ahli di tingkat global, misal dari Andrew Ng (pendiri Coursera yang juga instruktur Deep Learning), ahli keuangan terbaik global, atau ahli bisnis terbaik global lainnya,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Coursera Indonesia terbuka untuk kolaborasi dengan banyak pihak, termasuk dengan institusi pemerintah.
BACA JUGA Memahami Online Learning, Pembelajaran Secara Daring
“Jadi, ketimbang membuat 20 konten pembelajaran yang versinya berbeda-beda, mending yuk buat satu versi paling bagus, lalu terjemahkan. Dengan proyek tersebut, hands-on projects, kami melibatkan orang lokal untuk membangun itu. Sehingga, dapat membantu Anda untuk memahami secara spesifik dari segi regional,” jelasnya.
Ia menambahkan, upaya ini disesuaikan terhadap regional untuk setiap proyek yang dibuat. Lebih lanjut, Coursera juga menyadari banyaknya kompetitor lokal yang menawarkan beragam konten pembelajaran.
“Beberapa pesaing kami meminta orang lokal untuk membuat kursus secara lokal. Namun, konten pembelajaran manajemen produk di Indonesia tidak diajarkan oleh ahli terbaik dari Amerika Serikat. Itu diajarkan oleh siapa pun yang ahli di regional lokal tersebut. Artinya, Anda harus membuat kursus yang sama dengan 10 atau 20 kali versi yang berbeda,” ujar Maggioncalda.
Maggioncalda juga optimistis bahwa perusahaannya akan maju cukup cepat, mengingat adanya inovasi penggunaan AI dalam proses pembelajarannya.
“Saya pikir, kami maju cukup cepat dengan Coursera Coach, dengan mesin penerjemahannya, dan AI-Assisted Course Building ini. Jadi, kami benar-benar mencoba dan merangkul kecerdasan buatan (AI) lebih cepat dari pesaing kami,” tutupnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz