Strategi Indomie Perkuat Posisi Jadi Mi Instan Legendaris Tanah Air
Tahun ini, Indomie merayakan hari jadi yang ke-50. Merek mi instan ini tentu sudah tak asing lagi bagi banyak orang di Indonesia. Bahkan, namanya juga sudah mendunia.
Indomie bisa dibilang mi instan legendaris di Tanah Air. Bagaimana tidak? Perjalanan panjangnya membuat merek satu ini menemani konsumen dari generasi ke generasi.
Bermula dari mi kuah rasa kaldu ayam yang pertama kali diperkenalkan Indomie pada tahun 1972, mereka terus berinovasi dan mengembangkan aneka rasa lainnya dari yang tradisional hingga fusion. Lantas, apa yang membuat merek ini terus berkesan bagi konsumennya?
Dukungan dari Luar dan Dalam
Bagi sebuah merek atau perusahaan, dukungan dari konsumen menjadi salah satu faktor utama eksistensi panjang mereka di dunia bisnis. Hal ini pun dirasakan oleh Indomie.
BACA JUGA: Moduit Dorong Masyarakat Investasi pada Green Sukuk Ritel ST009
Axton Salim, Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mengungkapkan antusiasme serta dukungan dari konsumen yang terus mengalir membawa Indomie bertahan hingga saat ini.
“Mereka selalu mendukung dan antusias terhadap inovasi yang kami hadirkan. Sebab itulah kami terus termotivasi. Selain itu, kami juga memiliki tim yang solid dari pabrik hingga pemasaran semua selalu menjaga kekompakan,” kata Axton, Jumat (04/11/2022).
Ia menambahkan dukungan lain yang tak kalah kuat berasal dari para pemilik Warung Makan Indomie (Warmindo). Menurut Axton, mereka adalah sosok-sosok yang berjasa untuk memberikan pengalaman lebih kepada konsumen.
BACA JUGA: Inovasi CAMOS dari Chitra Paratama Raih Pengakuan di IQPC 2022
Caranya adalah dengan mengkreasikan mi instan menjadi hidangan yang bervariasi, seperti Indomie telur kornet dan menu lainnya.
Konsistensi dan Kualitas Rasa
Terlepas dari inovasi dan perkembangan variasi, Indomie sukses mempertahankan rasa orisinal sejak awal kehadirannya. Hal itu merupakan wujud konsistensi menjaga rasa dan kualitas produksi yang tidak pernah berubah.
Sederhana, Menjangkau Semuanya
Indomie berusaha menjangkau konsumennya dari segala segmen. Mi instan ini tak menargetkan konsumen di tingkatan tertentu tapi lebih menyeluruh. Bahkan dari kategori usia pun mereka berupaya untuk tetap relevan.
“Melihat situasi pasar, kami juga terus mengembangkan pemikiran kami. Misalnya, bagaimana untuk relate kepada audiens yang lebih muda. Kami memahami bahwa generasi milenial, Gen Z, dan terdahulu tentunya berbeda. Ini merupakan tugas kami untuk tetap relevan dengan konsumen,” tutur Axton.
Editor: Ranto Rajagukguk