Ramalan resesi terhadap negara adidaya rupanya berpengaruh terhadap keberlangsungan nasib perusahaan rintisan atau startup. Kondisi makro ekonomi yang mulai melambat telah memaksa beberapa investor besar untuk mengambil keputusan. Salah satunya seperti SoftBank, yang mengatakan akan memangkas anggaran investasi miliknya lebih dari setengahnya pada Mei.
Edward Ismawan Chamdani, Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) sepakat dengan hal tersebut. Ujarnya, ini merupakan winter bagi para startup. Setidaknya mereka harus bertahan 12 hingga 24 bulan hingga winter ini selesai. Namun, tidak semua sektor mengalami ‘musim dingin’ yang sama.
“Ada pengaruh. Tapi tidak terkait semua sektor. Ada road to profitability. Tapi apakah mereka harus profit saat ini? Tidak. Tapi, kembali lagi apa yang investor akan lihat adalah market size, addressable market, dan target marketnya sesuai atau tidak,” ujarnya ketika ditemui di Jakarta, Jumat (24/6/2022).
Pengaruh ramalan resesi ini tidak hanya memengaruhi keputusan yang diambil para investor startup. Edward mengatakan bahwa hal ini juga berdampak kepada area atau model bisnis sebuah startup.
“Ada suatu area atau bisnis model yang saat ini jadi berpengaruh. Yang sebelumnya tidak, kini menjadi berpengaruh. Mungkin mereka terlalu mengandalkan growth story. Jadi road to profitability-nya bisa lebih sulit,” ungkapnya.
Edward menjelaskan bahwa bagi investor setidaknya ada dua exit point dalam road to profitability di dalam pengembangan startup. Pertama, adalah IPO atau Initial Public Offering yakni penawaran saham perdana perusahan ke publik. Menurutnya, mayoritas investor mendorong startup untuk menuju IPO.
Namun, tidak semua model bisnis rupanya memiliki road to profitability hingga menuju IPO. Pada sebagian bisnis, likuiditas hasil investasi bergantung pada pilihan kedua dalam exit point investor, yakni proses buyout atau akuisisi. Dicaploknya sebuah startup oleh startup yang lebih besar menjadi road to profitability bagi beberapa model bisnis, dan juga pilihan investasi untuk investor di tengah ramalan resesi sekarang ini.
“Likuiditas ini bisa dicapai kalau nanti ada strategic investor yang mengakuisisi mereka. Nah, jika modelnya mengarah ke sana, dari awal mereka tahu bahwa bisnis ini tidak akan profitable. Tapi, mereka membentuk suatu adjacent product dan services. Yang tujuannya, core services dari suatu SuperApp akan mengakuisisi mereka,” katanya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz