Strategi Kementerian Perdagangan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan terjadinya perubahan pola perdagangan nasional dan global. Perubahan yang terjadi diawali dari perubahan perilaku konsumen kemudian berlanjut pada peningkatan hambatan perdagangan, kerja sama perdagangan internasional yang kurang optimal, yang bermuara pada resesi ekonomi.
“Berbagai upaya telah kami lakukan dan akan terus kami lanjutkan untuk meningkatkan ekspor. Akselerasi, inovasi, bahkan kolaborasi menjadi strategi perdagangan dalam dan luar negeri. Semuanya dibutuhkan dalam situasi yang tidak biasa ini,” ungkap Menteri Perdagangan Indonesia Agus Suparmanto pada Rakernas IMA 2020, Sabtu (24/10/2020).
Strategi dari Kementerian Perdagangan RI dalam upaya pemulihan ekonomi nasional pun terbagi berdasarkan pasarnya, yaitu domestik dan global. Di pasar domestik, Kemendag meningkatkan pengawasan pasar dalam negeri, melakukan pembinaan dan pengembangan, hingga relaksasi impor untuk bahan baku.
“Kami juga meningkatan penggunaan dan perdagangan produk dalam negeri lewat program Bangga Buatan Indonesia (BBI),” ujar Agus. Program BBI telah berjalan kurang lebih satu bulan sejak peluncurannya 16 September lalu.
Kemendag juga melakukan optimalisasi e-commerce dan melakukan adaptasi dari kebiasaan baru dalam tatanan perdagangan domestik. Hal yang hampir mirip juga sebenarnya dilakukan untuk menyasar pasar global seperti meningkatkan kualitas produk untuk menjaga daya saing hingga relaksasi.
Di luar itu, Kemendag melakukan penguatan akses pasar, mengoptimalkan kerja sama perdagangan, hingga mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) untuk tetap menghasilkan produk yang berorientasi pada ekspor. Upaya lainnya adalah optimalisasi sistem resi gudang untuk komoditas ekspor.
“Kami berharap seluruh upaya yang kami lakukan dapat membantu percepatan pemulihan perekonomian Indonesia ke depannya,” tutup Agus.
Editor: Ramadhan Triwijanarko