Strategi Lawan Barang Murah, Beri Nilai Tambah dengan Layanan

marketeers article
Hermawan Kartajaya, Founder dan Chairman MCorp dalam acara Special Masterclass bertajuk Tech x Human: Product Management.

Dalam persaingan pasar yang makin kompetitif, pemasar kerap menghadapi tantangan dari produk-produk murah dengan jumlah populasi besar. Kendati demikian, produk murah tidak selalu menjadi pilihan terbaik bagi konsumen.

Hermawan Kartajaya, pakar pemasaran sekaligus Founder dan Chairman MCorp membeberkan strategi dalam melawan produk murah. Caranya, dengan memberikan value added atau nilai tambah berupa layanan yang lebih unggul dibandingkan pesaingnya yang memberikan harga murah.

BACA JUGA: Hermawan Kartajaya Ingatkan Pentingnya Value Making & Brand Building

Sosok yang akrab disapa HK menuturkan layanan pelanggan yang baik dapat menjadi pembeda signifikan dari pesaing. Pelanggan cenderung lebih menghargai interaksi yang ramah, cepat tanggap, dan solusi yang efektif ketika memilih produk.

“Ketika produk sudah tidak bisa dibedakan lagi, mesti kasih value added apalagi di saat kondisi ekonomi sedang tidak menentu seperti sekarang ini yang banyak membuat orang-orang menjual barang murah,” kata Hermawan dalam acara HK Special Masterclass bertajuk Tech x Human: Product Management di Jakarta, Selasa (30/7/2024).

BACA JUGA: HK: Inklusif Marketing Bagaikan Pisau Bermata Dua

Hermawan mencontohkan salah satu negara yang bisa memproduksi barang harga murah, yaitu Cina. Bahkan, negara tersebut bisa membuat apa pun dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran sehingga cenderung merusak kondisi bisnis.

Misalnya, pada persaingan kendaraan listrik (electric vehicle/EV), merek-merek dari Cina saat ini mendominasi penjualan tidak hanya di Indonesia, tapi juga secara global. Bahkan, penjualan EV dari Negeri Panda mengalahkan merek-merek dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

“Tapi repotnya merek-merek dari Cina juga memberikan layanan yang bagus, namun biasanya kalau merek itu sudah menang secara volume penjualan biasa mereka tidak mau memberikan layanan yang bagus,” ujarnya.

Hermawan menjelaskan dalam memberikan layanan yang terbaik pemasar harus memiliki kreativitas yang tinggi. Riset yang berbasiskan data sangat dibutuhkan agar bisa mengetahui layanan apa yang paling diminati oleh konsumen.

“Jangan batasi kreativitas layanan dengan diskon dan kuantitas barang. Kalau sudah dapat konsumen loyal itu ada barang yang sama dengan harga semurah apa pun tidak akan terpengaruh,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS