Strategi Marketing 2030: Jangan Menyerah dan Menghindari Teknologi
Marketing menjadi salah satu hal yang sering dianggap buruk karena salesman yang tidak baik. Mereka banyak melakukan janji berlebihan dan under delivered marketing sehingga pemasaran memiliki reputasi tidak baik.
Hermawan Kartajaya, Founder & Chairman MarkPlus Inc. yang juga baru saja ditunjuk sebagai Professor of Practice Asia e University menyayangkan kurangnya pemahaman yang menyebabkan misunderstanding tersebut. Padahal, dengan strategi yang tepat, marketing dapat membantu pelaku usaha untuk mempertahankan bisnisnya di masa depan.
BACA JUGA: Jadi Cerminan Guru Abadi, Hermawan Kartajaya Menyatakan Siap Jadi Kadaver
“Sekitar 20 tahun lalu, saya sudah mengatakan bahwa marketing merupakan pemahaman dari 4C bukan marketing mix, komunikasi, atau penjualan. Banyak kesalahpahaman di sini yang mengira marketing sama dengan penjualan,” kata Hermawan pada acara penunjukkannya sebagai Professor of Practice Asia e University, Jumat (25/11/2022).
Ia turut menjelaskan mengenai 4C, yaitu Company, Competitor, Customer, dan Change. Pelaku bisnis harus mengetahui kompetitornya dan perlu menanamkan bahwa kompetitor bukanlah musuh justru pemberi semangat untuk terus maju.
BACA JUGA: JIPREMIUM 2022 Kembali Digelar, Boyong Ratusan Produk Premium
“Ketika kita sudah memiliki 3C (Company, Competitor, Customer), kita sudah memiliki strategi marketing untuk saat ini, bukan masa depan. Tapi ketika kita bisa mengidentifikasi berbagai hal yang relevan dengan industri di waktu mendatang (masuk dalam Change), artinya strategi tersebut untuk masa depan,” ujar pria yang baru saja merayakan ulang tahun ke-75, 18 November lalu itu.
Memenangkan masa depan sangat penting melebihi menang di masa kini dan lalu. Salah satu yang masuk dalam Change dijelaskan oleh Hermawan adalah teknologi. Ia mengajak para pebisnis untuk tidak menghindari teknologi.
“Jangan menyerah pada teknologi tapi jangan juga menghindari mereka. Anda harus menggunakannya,” ujar Hermawan.
Ia menambahkan pebisnis harus menggunakan teknologi namun tetap tidak boleh melupakan strategi seperti PDB dan 4C. Hermawan mengungkapkan kekhawatirannya karena tidak sedikit pelaku usaha yang tergoda menggunakan tactical marketing saja dan melupakan strateginya.
Konsumen harus disegmentasikan, jangan pergi ke banyak konsumen. Identifikasi komunitas mana yang relevan dengan usaha Anda.
“Pesan saya adalah new normal dari offline ke online, next normal merupakan online kembali ke offline. Sedangkan post normal yakni bagaimana mengintegrasikan semuanya. Anda akan menghabiskan banyak uang jika tidak bisa melakukannya,” tutur Hermawan.
Editor: Ranto Rajagukguk