Strategi Marketing di Cina agar Lebih Dekat dengan Konsumen

profile photo reporter Ratu Monita
RatuMonita
04 Desember 2024
marketeers article
Tiger Cao, CEO KMG China di ASEAN Marketing Summit, MarkPlus Conference 2025. (Sumber: Marketeers/Ratu)

Emotional marketing menjadi salah satu pendekatan yang kini banyak dilakukan oleh para pemasar. Strategi marketing ini pula yang banyak dilakukan oleh para pemasar di Cina.

Tiger Cao, CEO of Kotler Marketing Group (KMG) China memaparkan strategi jitu yang dilakukan oleh pemasar Cina dalam sesi Operational Excellence: Inspiration of China di ASEAN Marketing Summit (AMS) 2024.

Tiger Cao mengatakan marketing di Cina telah mengalami perubahan yang cukup signifikan, yakni dengan menggabungkan dua elemen penting berupa emosional dan teknologi.

Sebagaimana diketahui, menciptakan hubungan emosional dengan konsumen menjadi hal yang penting di era digital saat ini. Apalagi, platform digital dan media sosial telah membuka peluang baru bagi merek untuk berinteraksi dengan konsumen secara lebih personal dan efektif.

BACA JUGA ASEAN di Persimpangan Transformasi Ekonomi Digital

“Karena, konsumen saat ini bukan hanya mencari produk dengan fitur terbaik, tetapi juga mencari emotional benefit dari produk yang dibeli,” ujar Tiger Cao dalam rangkaian acara MarkPlus Conference 2025 itu yang berlangsung di Jakarta, Rabu (4/12/2024).

Sebagai contoh, Tiger menjelaskan dalam industri smartphone, produk-produk, seperti OPPO berhasil tampil beda dengan tidak hanya menawarkan kualitas foto yang luar biasa, tetapi juga menciptakan nilai emosional.

“OPPO menekankan pada pentingnya berbagi momen berharga dengan keluarga dan teman melalui foto-foto indah. Strategi ini menciptakan hubungan emosional yang lebih dalam, membuat konsumen merasa lebih terhubung dengan merek tersebut,” katanya.

Pemasaran berbasis emosional kini menjadi pendekatan yang dinilai cukup efektif, terutama karena konsumen mencari pengalaman yang lebih dari sekadar fungsi produk.

Mereka menginginkan cerita yang relevan dengan hidup mereka, yang membuat mereka merasa terhubung dengan merek. Bahkan, adanya keterikatan emosional ini dapat membangun loyalitas pelanggan dan mendorong adanya advocacy.

BACA JUGAHermawan Kartajaya Beberkan Kunci Sukses ASEAN Tahun 2025

Selain nilai emosional, teknologi memainkan peran besar dalam pemasaran di Cina. Platform digital, seperti WeChat dan Douyin (versi TikTok China) telah mengubah cara merek berinteraksi dengan konsumen.

Dengan adanya data besar dan kecerdasan buatan (AI), merek dapat lebih memahami preferensi konsumen dan menyesuaikan strategi pemasaran mereka untuk menciptakan pengalaman yang lebih personal.

Menurut Tiger Cao, keberadaan teknologi ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan berbelanja, tetapi juga memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan data real-time dan melakukan analisis perilaku konsumen yang lebih mendalam.

Mengintegrasikan emosi dan teknologi untuk tingkatkan brand value

Tiger Cao mengatakan, menggabungkan emosi dengan teknologi menciptakan pengalaman pemasaran yang lebih holistik dan berdampak.

“Merek tidak hanya menawarkan produk, tetapi juga pengalaman yang dapat membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen. Merek seperti Xiaomi, Huawei, dan OPPO telah berhasil mengintegrasikan keduanya, dengan menggunakan teknologi untuk mendukung pengalaman pelanggan yang lebih personal,” ucap Tiger Cao.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS