Strategi Membangun Tenaga Kerja Berkelanjutan

marketeers article
Sumber: 123RF

Membangun tenaga kerja yang berkelanjutan dan produktif pada era ini membutuhkan pendekatan yang komprehensif, mulai dari adaptasi terhadap regulasi yang terus berkembang hingga strategi bisnis yang berfokus pada kesejahteraan karyawan.

Regulasi baru yang diterapkan di Indonesia memberikan tantangan tersendiri bagi perusahaan dalam memastikan kepatuhan terhadap hukum tanpa mengorbankan daya saing bisnis.

Salah satu perubahan besar adalah terkait dengan Benefit-in-Kind (BIK) yang kini dikenakan pajak, yang sebelumnya tidak diberlakukan. Selain itu, perusahaan juga harus mempersiapkan diri untuk implementasi Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang mulai berlaku pada 2027.

Program ini mengharuskan kontribusi dari karyawan dan pemberi kerja, yang akan memberikan jaminan perumahan bagi tenaga kerja, namun juga menambah beban administrasi dan finansial bagi perusahaan.

“Tidak ketinggalan, penerapan Tax Effective Rates yang mulai efektif pada 1 Januari 2024 lalu yang memperkenalkan sistem pajak individu lebih transparan, memberikan tekanan tambahan pada penghitungan pajak dan penghasilan para tenaga kerja,” kata Astrid Suryapranata, President Director & Market Leader Mercer Indonesia dalam acara Media Briefing, Total Remuneration Survey dari Mercer Indonesia pada Rabu (11/12/2024).

BACA JUGA: AIBP 2024 Bahas Tata Kelola AI hingga Transformasi Tenaga Kerja

Meskipun regulasi baru ini membawa tantangan, banyak perusahaan global yang melihat peluang dalam hal peningkatan produktivitas dan transformasi bisnis. Berdasarkan 2024 Mercer Global Talent Trends, pada tahun 2024, sebanyak 98% perusahaan global akan melakukan transformasi untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Beberapa langkah yang diambil dalam hal ini mencakup adopsi teknologi Generative AI yang memungkinkan perusahaan untuk menyederhanakan pekerjaan dan meningkatkan efisiensi. Contohnya, tugas administratif atau analisis data yang dulu memerlukan waktu panjang kini dapat diotomatisasi dengan bantuan teknologi ini.

Model kerja agile juga semakin diterapkan oleh perusahaan-perusahaan untuk menciptakan organisasi yang lebih fleksibel, mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar yang dinamis. Selain itu, perusahaan kini lebih memfokuskan pada pendekatan skill-driven yang mengutamakan keterampilan spesifik dalam setiap posisi kerja, daripada hanya sekadar job title.

Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan teknologi dengan lebih maksimal dan membagi pekerjaan secara lebih efektif.

BACA JUGA: Sepanjang 2023, IKM Mampu Serap 65,52% Tenaga Kerja

Namun demikian, kesejahteraan karyawan tetap menjadi prioritas utama dalam membangun tenaga kerja yang berkelanjutan. 2024 Mercer Global Talent Trends mengungkapkan bahwa 66% perusahaan percaya bahwa pengukuran risiko kesejahteraan karyawan dapat memengaruhi kinerja bisnis.

Tiga aspek utama yang mendukung kesejahteraan tenaga kerja adalah kesejahteraan mental, fisik, dan finansial. Kesejahteraan mental sangat penting di tengah tekanan kerja yang makin meningkat, dengan banyak perusahaan menyediakan program konseling dan pelatihan pengelolaan stres.

“Kesejahteraan fisik, yang mencakup fasilitas kesehatan dan kebugaran, juga turut mendukung produktivitas tenaga kerja dan menjaga kesehatan mereka. Selain itu, kesejahteraan finansial yang meliputi pelatihan pengelolaan keuangan atau bantuan keuangan tambahan, membantu karyawan mencapai stabilitas ekonomi dan mengurangi kecemasan yang mungkin mempengaruhi kinerja mereka,” tutur Astrid.

Dalam menghadapi tekanan regulasi, tantangan ekonomi, dan kebutuhan transformasi, perusahaan harus mengadopsi pendekatan holistik untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan sehat. Program-program yang dirancang dengan baik dan mengutamakan kesejahteraan tenaga kerja tidak hanya akan meningkatkan kepuasan mereka, tetapi juga mendukung keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.

“Kesejahteraan karyawan adalah kunci untuk menciptakan tenaga kerja yang berkelanjutan, yang pada akhirnya berkontribusi pada keberhasilan dan pertumbuhan perusahaan,” kata Astrid.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS