Merek kosmetik global terus bertumbuh dalam beberapa tahun terakhir, terlepas dari situasi pandemi yang dialami seluruh dunia. Namun, fenomena yang terbilang unik justru terlihat di Indonesia.
Selama wabah berlangsung, konsumen Indonesia justru menunjukkan minat tinggi terhadap merek lokal. Kondisi ini tentunya sangat berbeda dibandingkan awal Paragon berdiri.
Salman Subakat, Chief Executive Officer PT Paragon Technology and Innovation mengungkapkan dahulu sentimen positif terhadap kosmetik lokal tidak seperti sekarang.
“Saat ini merek lokal lebih menjadi preferensi masyarakat karena dinilai lebih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kulit mereka. Ini membuktikan bahwa orang Indonesia mampu menciptakan produk yang dibutuhkan konsumen Tanah Air,” ujar Salman yang menyandang predikat sebagai The Best Industry Marketing Champion 2022, FMCG Sector pada gelaran The 17th MarkPlus Conference 2023 di Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, Kamis (8/12/2022).
BACA JUGA: Mengandung 4X Bright Berries, Wardah Hadirkan Formula Baru
Ia kian sadar merek lokal mampu bersaing dengan brand global setelah Wardah dibahas dalam Harvard Business Review. Mereka menjelaskan bagaimana merek lokal mampu mengalahkan merek global yang sudah nomor satu di dunia.
Hasil riset BrandZ pada tahun 2019 juga memperlihatkan konsumen Indonesia memiliki kebanggaan besar terhadap Wardah dibandingkan dengan masyarakat Jepang, Korea, bahkan Amerika Serikat kepada brand besar asal negara mereka. Di tengah respons positif dan persaingan ketat dengan merek lokal lainnya, Paragon menyadari untuk menjadi semakin kuat, maka mereka harus membuka diri untuk bertansformasi.
BACA JUGA: Kolaborasi Wardah dan Wearing Klamby di London Fashion Week 2022
Mereka terus berupaya mengembangkan sumber daya manusia (SDM) untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman yang dinamis dan konsumen yang hypersegmented. Salman mengungkapkan tiga hal yang dilakukan Paragon.
Pertama, perusahaan bertransformasi secara digital ke seluruh proses bisnisnya. Kedua, mengubah struktur organisasi dari structural function-base organization menjadi cross-functional organization.
Ketiga, memperkuat riset dari riset pasar hingga pengembangan formulasi produk.
“Transformasi ini kami lakukan dengan tujuan bisa lebih memahami dan fokus pada konsumen sehinga, kami dapat memberikan yang terbaik dan sesuai kebutuhan serta keinginan konsumen,” tutur Salman.
Editor: Ranto Rajagukguk