Strategi Pemasaran Digital di Tengah 175 Juta Netizen

marketeers article

Pengguna internet di Indonesia terus meningkat. Laporan dari Hootsuite WeAreSocial per Januari 2020 pengguna internet di Indonesia mencapai 175,4 juta atau naik sebesar 25 juta dibanding dengan tahun sebelumnya. Rata-rata pengguna internet di Indonesia pun menghabiskan 7 jam 59 menit atau hampir sepertiga waktu dalam satu hari untuk berselancar di dunia online.

Data yang sama juga menunjukkan bahwa 93% pengguna internet melakukan pencarian online terkait produk atau layanan yang hendak dibeli dalam periode sebulan terakhir dan 90% melakukan pembelian secara online.

Melihat adanya perubahan kebiasaan masyarakat dalam berselancar di internet, mengharuskan para pembisnis untuk beradaptasi dengan berbagai peluang dan tantangan dari kebiasaan baru tersebut. Sribu, perusahan startup lokal berbasis crowdsourcing, memberikan tipsnya dalam mengelola pemasaran digital di sektor korporasi.

Terdapat berbagai cara dalam melakukan pemasaran digital oleh pebisnis untuk menjangkau calon konsumen. Misalnya, melalui website, media sosial, Google SEO, Whatsapp dan email marketing, iklan digital dan masih banyak lagi.

Selain itu, pemasaran melalui media digital memungkinkan para pebisnis berkreasi dengan konten pemasaran mereka, baik melalui teks, foto, video, maupun aplikasi mobile. Semuanya pun dapat disesuaikan dengan minat dan selera calon konsumen yang hendak disasar.

“Hal pertama yang perlu dilakukan oleh sebuah korporasi dalam melakukan pemasaran digital adalah melakukan research market dari industri mereka masing-masing. Karena tidak semua industri membutuhkan online marketing,” ujar Ryan Gondokusumo, Founder dan CEO PT Sribu Digital Kreatif.

Setelah dilakukan research market, perusahaan dapat membuat sebuah roadmap mengenai pengembangan digital secara terpadu. Perusahaan juga perlu terus memantau tingkat efektivitas dari setiap kegiatan atau kampanye pemasaran digital.

Ryan juga menjelaskan bahwa setelah melakukan pemasaran digital, perusahaan tidak bisa benar-benar meninggalkan pemasaran offline. Hal ini dikarenakan biasanya masih banyak konsumen yang membeli barang atau produk secara offline.

“Jangan sampai digital jalan tapi offline-nya ditiadakan. Online digunakan agar konsumen bisa menemukan barang atau produk perusahaan yang baru,” jelas Ryan.

Tetapi yang terpenting adalah membangun kepercayaan bagi para konsumen dan juga klien, bahwa pemasaran digital benar-benar memiliki dampak bagi revenue perusahaan.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related