Strategi Pemerintah Pulihkan UKM Indonesia

marketeers article

Pandemi berdampak pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UKM) dari berbagai sisi. Mulai dari produksi, distribusi, pembiayaan hingga pemesanan semua terkena imbasnya. Tapi, di sisi lain, wabah ini juga melahirkan banyak inisiatif dan usaha serta perhatian luar biasa kepada UKM.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menjadi salah satu yang menaruh banyak perhatian pada UKM. Presiden meminta Kementerian Koperasi dan UKM untuk terus melahirkan ide-ide baru dan memperkuat pemulihan ekonomi nasional melalui UKM.

“Ekonomi nasional bisa pulih kembali jika UKM juga mulai pulih. Karena, lebih dari 90% usaha di Indonesia adalah UKM, hal itu juga disadari betul oleh pemerintag. Sebab itu, kami terus menyusun strategi untuk memperkuat UKM agar bisa lolos dari kesulitan di tengah pandemi,” ujar Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki pada acara virtual Galang UKM Indonesia 2020.

Teten meyakini bahwa  kerja sama dari berbagai pihak penting untuk membantu percepatan pemulihan UKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Dan, pemerintah tidak hanya fokus pada pemulihan tetapi juga pengembangan.

Penting untuk memperkuat struktur yang sudah ada. Karenanya, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UMKM pun menghadirkan sejumlah strategi.

Pertama, memperluas akses UKM. Hal ini penting dilakukan agar para pelaku UKM bisa menjangkau lebih banyak pelanggan.

Kedua, digitalisasi. Proses hijrah ke digital ini menjadi prioritas. Terlebih lagi, melihat tren belanja dari konsumen. Hasil riset Kredivo dan Katadata Insight Center bertajuk Perilaku Konsumen E-commerce Indonesia menunjukkan peningkatan transaksi e-commerce pada tahun 2019. Data tersebut juga menunjukkan adanya peningkatan adopsi digital.

Dan, potensi pertumbuhan ini pun tersebar hingga ke luar Pulau Jawa. Meski jumlah transaksinya belum sebesar di Pulau Jawa. Banyak masyarakat mulai percaya untuk berbelanja di marketplace. Selain itu, sekitar 97% wilayah Indonesia juga sudah mulai dijangkau e-commerce. Faktor yang mendorongnya tidak lain adalah pembangunan infrastruktur yang terus meluas.

Ketiga, perkembangan logistik. Nyatanya, tidak hanya jaringan internet saja yang sudah mulai menjangkau banyak tempat tetapi juga internet. Penetrasi pengguna ponsel pintar juga tampaknya memengaruhi kemajuan ini. Selain itu, berbagai inovasi dari pelaku di industri turut membantu memberikan kemudahan bagi UKM.

Keempat, akses pembiayaan yang ramah. Saat ini, belum banyak sistem pembiayaan yang sesuai dengan model-model yang dibutuhkan UKM. “Kami ingin mengembangkan koperasi simpan-pinjam untuk UKM sehingga UKM bisa berkoperasi dan mendapatkan pembiayaan dengan lebih mudah,” tutur Teten.

Kelima, peningkatan daya saing produk. Teten mengaku adanya keluhan dari para pelaku UKM pada awal tahun 2020 karena barang-barang impor di e-commerce yang lebih murah dibandingkan hasil produksi mereka. Untuk menangani hal ini, pemerintah pun melakukan penyesuaian dan mengevaluasi daya saing produk UKM.

Pemerintah terus berupaya menjangkau lebih banyak UKM dengan pendekatan high touch dan low touch. Harapannya, dengan begitu akan ada lebih banyak UKM yang mendapatkan edukasi, terutama mengenai pembiayaan.

Ada pula rencana untuk membangun database agar koordinasi pemerintah dengan lembaga yang mengurus UKM bisa terintergrasi. Tujuannya masih sama, yaitu mengembangkan UKM lebih baik lagi dari berbagai sisi.

Related

award
SPSAwArDS