Pandemi COVID-19 berdampak bagi berbagai sektor bisnis. Para pelaku usaha perlu memikirkan strategi yang tepat untuk beradaptasi di situasi ini. Salah satu perusahaan yang berhasil bertahan di masa pandemi adalah perusahaan yang bergerak di bisnis perhiasan, yaitu PT Central Mega Kencana (CMK).
CMK mengalami berbagai tantangan akibat pandemi COVID-19. Terlebih lagi, merek-merek CMK ada di mal. Dengan adanya pembatasan sosial, berdampak pada mal dan juga merek-merek di dalamnya, termasuk CMK.
Petronella Soan, Chief Operating Officer PT Central Mega Kencana mengatakan bahwa sampai saat ini, CMK masih bisa survive, walaupun belum berjalan dengan normal. Menurutnya, masih ada harapan bagi CMK untuk bertahan dengan menerapkan berbagai strategi dan inovasi yang kreatif.
“Kami melihat pembatasan sosial ini membuat kegiatan sosial menjadi lebih eksklusif, termasuk pernikahan. Dengan terbatasnya jumlah undangan, budget yang ada menjadi dialihkan ke perhiasan. Ini yang akhirnya menjadi peluang kami untuk bisa bertahan,” kata Nella dalam Marketeers Goes To Mall, Meet The Tenants: Navigating Retail Business Beyond Pandemic.
Nella mengatakan bahwa CMK memiliki sales-sales yang disebut jewelery representative yang turun ke lapangan untuk approach customer. Dengan database milik CMK, sales lebih mudah approach konsumen yang sebelumnya telah menjadi pelanggan tetap CMK.
“Dengan sales kami dan juga dibantu dengan database yang kami miliki, kami bisa approach konsumen, sehingga membuat emotional konsumen lebih meningkat. Aktivitas itulah yang terus kami lakukan, sehingga kami bisa tetap berhubungan dengan konsumen kami walaupun pandemi,” jelas Nella.
Selanjutnya, Nella juga menyampaikan tanggapannya terkait merek-merek yang baru bermunculan saat pandemi melanda. Menurutnya, yang terpenting adalah bagaimana CMK bisa ikut bergerak dan beradaptasi di masa pandemi ini. Tantangannya adalah bagaimana CMK bisa menjaga nilai dari merek-mereknya.
“Pemain jewelery lain pasti akan bermunculan, terlebih lagi saat ini kita sudah berada di era digital, yang mana kegiatan promosi menjadi mudah dilakukan. Untuk kita, yang penting adalah bagaimana CMK bisa bertahan di situasi ini. Kami juga masuk digital dan beradaptasi, namun kami harus berupaya agar value brand kami tetap terjaga,” tambah Nella.
Selain itu, Nella juga menjelaskan bagaimana CMK mengkomunikasikan merek mereka ke generasi milenial dan generasi Z. Menurutnya, para generasi milenial dan gen z terkadang merasa perhiasan bukan urusan mereka, melainkan urusan generasi yang lebih tua. Inilah tantangan yang harus CMK selesaikan.
“Saat ini, kita harus menjaga konsumen tetap yang sudah memberikan revenue untuk kita. Akan tetapi, kami juga sedang mencoba untuk menerapkan komunikasi yang kreatif agar produk kami juga bisa diterima oleh generasi milenial dan gen Z, bukan hanya konsumen tetap kami saja,” tutup Nella.
Editor: Eko Adiwaluyo