Selama lebih dari enam dekade, PT PP (Persero) Tbk menjadi pemain utama dalam bisnis konstruksi nasional dengan menyelesaikan berbagai proyek besar di seluruh Indonesia. Sebagai salah satu perusahaan kontruksi terbesar di Indonesia, PT PP memiliki visi untuk menjadi perusahaan konstruksi dan investasi terbesar dan berkelanjutan di Asia Tenggara. Visi ini diwujudkan melalui beragam lini bisnis yang dijalani oleh PT PP.
Saat ini, PT PP memiliki lima anak perusahaan yang bergerak di beberapa bidang seperti energi, properti, infrastruktur, dan konstruksi.
“Kami ini terlahir sebagai perusahaan jasa. Kami ingin setiap kami membangun sebuah proyek memiliki dampak yang besar bagi lingkungan sekeliling kami,” ujar Tumiyana, Direktur Utama PT PP pada BUMN Marketeers Club di Jakarta, Jumat (28/4/2017).
Tumiyana menambahkan, awalnya PT PP hanya bergerak di bidang kontruksi. Pada saat melantai di bursa pada tahun 2010, PT PP merasakan bila hanya bergerak di bidang kontruksi saja biaya yang dikeluarkan sangat tinggi. Sebab itu, salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan masuk ke bisnis lain yang masih dalam lingkaran kontruksi.
“Kami lalu mulai masuk ke dalam bisnis lain, wadahnya ada di anak perusahaan perusahaan kami yang bergerak di berbagai lini,” tambahnya.
Salah satu anak perusahaan PT PP, yakni PT PP Properti saat ini berhasil meraih nilai market cap yang menyamai perusahaan induknya hanya dalam waktu satu tahun. Padahal, PT PP membutuhkan waktu hingga empat tahun untuk meraih angka tersebut.
Pada 2016 lalu, PT PP mengalami kenaikan pendapatan hingga 15,8% bila dibandingkan dengan kinerja di 2015. Pada tahun 2016 lalu, PT PP berhasil meraup pendapatan hingga Rp 16, 5 triliun.
Dari nilai kontrak Rp 32,6 triliun pada tahun 2016, hampir sebanyak 65% disumbangkan oleh proyek berjenis kontruksi. Pada tahun 2017 ini PT PP merencanakan untuk meningkatkan jenis proyek yang berjenis pembangkit energi. Pada tahun 2016, kontrak pembangkit energi yang dilakukan oleh PT PP baru mencapai 18%, pada tahun 2017 angka ini akan ditingkatkan hingga mencapai 20,8%. Proyek gedung, jalan dan jembatan, dan energi masih berkontribusi terhadap proyek-proyek yang dilakukan oleh PT PP.
Selama periode 2016-2021, PT PP akan menginvestasikan dana hingga Rp 174 triliun pada beberapa sektor seperti pembangkit energi, bandara, dan perumahan.
Dalam menjalankan lini bisnisnya, PT PP selain mencari profit juga membangun sumber daya manusia dan lingkungan sekitarnya. Untuk SDM misalnya PT PP mendirikan corporate university sebagai wadah pengembangan karyawannya.
“Kebanyakan pegawai kami ini adalah Gen-Y, semua sistem kerja di kami sudah digital. Selain itu kami juga mengukur jalur karir dari para pegawai. Misalnya, bagi para pegawai yang baru masuk, tujuh tahun kemudian sudah kami proyeksikan untuk menjadi manajer,” ujarnya.
Sementara untuk lingkungan, PT PP merupakan perusahaan kontruksi yang berkomitmen menerapakan green construction. Dalam menerapkan green construction, terdapat beberapa sasaran yang harus dipenuhi untuk dapat mengurangi atau menghilangkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Beberapa hal tersebut adalah optimalisasi lahan, pengendalian kegiatan konstruksi yang mempengaruhi lingkungan, meminimalisasi terjadinya sampah, menjaga ketersediaan sumber daya energi, menjaga ketersediaan sumber daya air, pengelolaan penggunaan material, dan pengelolaan gedung dan kawasan.
“Di Indonesia kami merupakan inisiator dari konsep green building. Konsep kami sedari awal adalah green building. Di sektor properti kami menjadi pionir dengan green concept. Di sisi lain juga pakai Green energi,” jelas Tumiyana.
Saat ini PT PP juga sedang mengusung konsep Building Information Module (BIM) melalui konsep ini PT PP bisa melakukan perencanaan dan pengolahan data terkait dengan proyek yang akan dilakukan seakurat mungkin dan memakan waktu yang lebih singkat.
Dengan BIM, PT PP bisa mengetahui gambaran dari proyek yang dilakukan sebelum proyek itu resmi dijalankan. Semuanya melalui informasi dan olahan data yang dilakukan. Bahkan, PT PP juga sudah menerapkan penggunaan augmented reality dan virtual reality sebagai salah satu sarana perencanaan pembangunan proyek-proyeknya.
“Dulu, kami jadi yang pertama untuk ISO konstruksi dan green building. Sekarang, kami akan jadi leader untuk BIM. Belum ada bisnis konstruksi yang memakai konsep ini,” pungkas Tumiyana.
Editor: Sigit Kurniawan