Sebagai BUMN yang tidak hanya membangun perumahan, tapi juga turut membangun pembangunan infrastruktur, PT Pembangunan Perumahan atau yang lebih dikenal dengan PT PP membagi beberapa strategi yang mereka lakukan dalam tiap proyek yang mereka kerjakan.
Satu kasus yang dicontohkan oleh I Wayan Karioka selaku Director of Engineering & Marketing PT PP adalah ketika PT PP mendapatkan proyek pembangunan power plant di Gorontalo. Sebuah power plant dengan daya 35 ribu megawatt. Proyek tersebut harus selesai dalam waktu enam bulan.
“Transportasi pengiriman bahan-bahan saja dari Belgia bisa mencapai tiga bulan sendiri. Lalu bagaimana proyek tersebut bisa selesai dalam enam bulan?” jelas Wayan Karioka dalam forum diskusi MarkPlus Center di Jakarta, Sabtu (23/1/2016).
Mungkin kesannya mustahil apabila waktu pengiriman bahan-bahan saja mencapai tiga bulan dan proyek harus diselesaikan dalam waktu enam bulan. Tidak kehilangan akal, PT PP melakukan kerjasama dengan beragam pemangku kepentingan.
Kerjasama tersebut terkait dengan permasalahan regulasi impor. “Kami waktu itu kerjasama dengan PLN dan Bea Cukai. Bahan-bahan yang diimport agar diperika oleh Bea Cukai langsung dilokasi,” tambah Wayan Karioka.
Wayan Karioka juga menjelaskan ada beberapa masalah yang terjadi selama masa kontruksi yaitu terkait pembebasan lahan. “Kalau ada lahan yang masih menjadi sengketa, biasanya kami cepat-cepat kami ajukan relokasi agar selama proses kontruksi tidak terjadi hambatan,” tutup Wayan Karioka.
Editor: Sigit Kurniawan