Strategi SKK Migas dalam Mencapai Target Produksi Migas 2023

marketeers article
Sumber: 123RF

Sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) terus menjadi mesin ekonomi yang penting secara nasional. Peningkatan investasi di sektor ini tidak hanya akan berkontribusi bagi pemenuhan kebutuhan energi nasional, namun juga akan meningkatkan penerimaan negara. 

Oleh sebab itu, pemerintah menetapkan target produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar kaki kubik per hari pada tahun 2023. Demi mendorong pencapaian target tersebut, SKK Migas menggelar forum Leadership Hulu Migas 2023 ‘Lead to Win’ dengan tema bertajuk Human Resources Challenges to Realizes The Oil Production Target of 1 Millions Barrels of Oil Per Day’

Penyelenggaraan forum ini didukung oleh EMP, Medco Energi, Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri, dan Asuransi Jasindo. Nanang Abdul Manaf, Wakil Kepala SKK Migas menjelaskan forum ini telah berlangsung untuk kedua kalinya. 

Adanya forum ini ditujukan agar para stakeholder sektor migas dapat merajut kesepahaman dan saling bersinergi untuk bersama-sama mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan produksi gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD).

“Forum ini diisi oleh pembicara dengan expertise di bidang leadership, corporate culture, komunikasi, dan inovasi ini. Harapannya, forum ini dapat me-refresh kembali mindset dan cara pandang akan tujuan besar di depan kita yakni, pencapaian target produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar kaki kubik per hari di tahun 2030,” ujar Nanang.

BACA JUGA: Visi Jangka Panjang SKK Migas melalui Komersialisasi Gas Bumi

Peningkatan kebutuhan migas yang terus meningkat merupakan cerminan bahwa peran sektor ini sangat krusial, lantaran manfaatnya yang melimpah. Oleh karena itu, meskipun secara persentase kontribusi migas akan menurun, aspek volume kebutuhan dua sektor ini justru meningkat. 

Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), kebutuhan minyak pada tahun 2050 akan meningkat 139%, dan gas bumi akan meningkat 298%, dibandingkan saat ini. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, SKK Migas menyiapkan roadmap melalui rencana strategi Indonesia Oil and Gas 4.0 dalam mencapai target hulu migas. 

“Mencapai level produksi terbaik nasional di tahun 2030, serta meningkatkan multiplier effect, bahwa setiap pengeluaran kegiatan hulu migas memberikan dampak positif bagi industri penunjangnya, usaha mikro, kecil dan menengah (UKM), dan menggerakan perekonomian di daerah,” ucap Nanang.

BACA JUGA: Sah! Pertamina dan Petronas Akuisisi Blok Migas Masela

Selanjutnya, sejalan dengan target pemerintah mencapai net zero emission pada tahun 2060, investasi sektor ini akan berupaya memastikan pertumbuhan dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan penuturan Nanang, saat ini sudah ada implementasi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) oleh British Petroleum, yang akan disusul oleh INPEX, Repsol, Genting Oil dan lainnya. 

Ada pula kegiatan lain dengan cara offset, seperti penanaman pohon yang di tahun 2023 ditargetkan bisa mencapai 2 juta pohon. Pemerintah terus memberikan dukungan, sehingga meningkatkan iklim investasi di sektor hulu migas. 

Hal ini dirasakan dengan investasi hulu migas yang cepat pulih pascapandemi COVID-19, sehingga pada tahun 2022 investasi mencapai US$ 12,3 miliar. Untuk tahun 2023, ditargetkan mencapai US$ 15.5 miliar, atau meningkat 26%.

“Hal ini menunjukkan bahwa daya saing hulu migas Indonesia terus membaik. Sehingga, di masa yang akan datang akan semakin tinggi lagi investasi hulu migas yang masuk ke Tanah Air,” tutur Nanang.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS