Saat ini, pola kerja agile bukan lagi monopoli para startup. Banyak perusahaan konvensional besar yang semakin lincah dalam beradaptasi dengan pasar. Di sisi lain, perusahaan-perusahaan konvensional juga mengejar pertumbuhan, tapi tata kelola manajemen bisnis mereka sudah pada tahap matang. Mereka sudah berpengalaman melewati berbagai kondisi bisnis dan tetap berdiri hingga sekarang.
Salah satu perusahaan yang menerapkan pola kerja agile adalah Telkomsel. Saki Hamsat Bramono, Vice President Corporate Communications Telkomsel menjelaskan bahwa dalam penerapannya, prinsip agility didorong perusahaan melalui berbagai ekosistem kerja, contohnya melalui program T-Fams.
“Kami memberikan pelatihan dan pembekalan bagi karyawan yang tertarik untuk menjadi pengajar internal, salah satu kelasnya adalah Agile Methodology. Mereka dilatih dan mendapat sertifikasi sebagai agile coach. Setelah lulus dari program, mereka akan mendampingi berbagai squad lintas divisi-direktorat untuk mengerjakan berbagai proyek strategis perusahaan,” kata Saki.
Menurut Saki, pola kerja agile Telkomsel dapat diimplementasikan di dalam squad-squad kecil yang nantinya dapat di scale up ke organisasi yang lebih besar. Sehingga dapat memberikan efek dan dampak yang lebih luas.
Dalam menjalankan bisnis, Saki mengungkapkan Telkomsel selalu berupaya selalu menerapkan sustainable growth. Artinya, pertumbuhan atau growth yang ditopang oleh profitability yang stabil sehingga bisnis Telkomsel bisa terus bertahan sampai masa yang akan datang.
Saki menyampaikan bahwa untuk memaksimalkan profit, Telkomsel akan terus mengoptimalkan core business broadband. Sebab, tidak bisa dipungkiri bahwa layanan tersebut masih menjadi kontributor profit terbesar Telkomsel sampai beberapa tahun mendatang, bahkan di era digital saat ini.
“Profit dari layanan ini bisa digunakan atau di investasikan kembali untuk mendanai dan mendukung pengembangan berbagai bisnis vertikal digital baru Telkomsel. Pada gilirannya, ketika sudah mencapai critical mass, bisnis-bisnis digital tersebut juga akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap profit perusahaan,” kata Saki.
Perusahaan juga menerapkan beberapa langkah strategis untuk menyelaraskan antara mengejar pertumbuhan dan pengeluaran biaya. Hal tersebut dilakukan agar kelangsungan bisnis dapat berjalan secara baik serta dapat mempertahankan dan meningkatkan pendapatan, disertai dengan efisiensi biaya.
“Telkomsel melakukan berbagai inisiatif, termasuk mengoptimalkan harga, penyederhanaan produk, meningkatkan pengalaman pelanggan, memperkuat konektivitas broadband dan memperluas layanan digital. Selain itu, ada pula inisiatif cost leadership untuk memperoleh alokasi biaya yang efektif supaya memberikan pengembalian yang positif,” tutur Saki.
Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Marketeers Edisi Juli 2022. Selengkapnya bisa ditemukan di sini!
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz