Strategi Terry Palmer Dorong Penjualan dan Edukasi Konsumen Lewat Live Stream

marketeers article
Ilustrasi produk Terry Palmer. (FOTO: Shopee)

Terry Palmer, produsen handuk premium Indonesia, terus berinovasi dalam strategi pemasaran dengan memanfaatkan fitur Shopee Live. Strategi ini terbukti efektif dengan 40% total penjualan Terry Palmer kini berasal dari sesi live streaming di platform e-commerce tersebut.

Selain mempromosikan produk, Terry Palmer juga menggunakan live streaming untuk mengedukasi konsumen tentang cara merawat handuk agar lebih awet.

Dalam sesi live, merek ini tidak hanya memperlihatkan kualitas produk secara langsung, tetapi juga memberikan jawaban real-time terhadap pertanyaan konsumen.

Wilson Pesik, Direktur Utama Terry Palmer mengatakan, hal ini menciptakan pengalaman belanja yang lebih personal dan interaktif, yang seakan-akan konsumen berbelanja di toko fisik dari kenyamanan rumah mereka. Konsumen dapat melihat detail produk seperti bahan baku, desain, dan fitur tambahan yang membuat handuk Terry Palmer unggul di pasar.

BACA JUGA: 5 Tips Menyimpan Makanan di Kulkas, Dijamin Tetap Segar

“Kami sering menerima keluhan dari konsumen yang bingung tentang bagaimana menjaga handuk mereka tetap awet dan berkualitas. Inilah alasan kami menggunakan fitur ini untuk berbagi pengetahuan dengan lebih jelas,” kata Wilson Pesik dalam siaran pers kepada Marketeers, Kamis (10/10/2024).

Wilson menegaskan bahwa strategi live streaming bukan hanya tren sesaat, melainkan salah satu cara untuk menciptakan keterlibatan konsumen yang lebih dalam.

Dalam sesi ini, Terry Palmer sering kali memberikan tips tentang penggunaan pelembut pakaian atau cara mencuci dan menyetrika handuk dengan benar. Informasi ini sangat membantu konsumen yang sering bingung tentang bagaimana merawat handuk agar tetap awet dan tidak kehilangan daya serapnya.

BACA JUGA: Indonesia Branded Export Award Beberkan Kemampuan Brand Lokal Terobos Pasar Internasional

Terry Palmer, yang dimulai dari sebuah pabrik kecil di Palmerah pada tahun 1962, kini telah berkembang menjadi salah satu brand lokal terdepan dengan produk yang dipasarkan hingga ke Jepang dan Eropa.

Meskipun awalnya menghadapi tantangan besar melawan produk impor dengan harga murah, merek ini tetap bertahan dengan mengedepankan kualitas.

Usaha ini terbayar dengan permintaan yang terus meningkat dan ekspansi besar-besaran, termasuk relokasi pabrik ke Tangerang pada 1998 dan pembangunan pabrik baru di Balaraja pada 2010.

Kedepannya, merek ini berkomitmen untuk terus berinovasi, tidak hanya dari segi produk, seperti penggunaan serat bambu ramah lingkungan, tetapi juga dari strategi pemasaran digital untuk menjaga relevansi di pasar lokal dan internasional.

Editor: Eric Iskandarsjah

Related

award
SPSAwArDS