Strategi Tropicana Slim Ubah Brand Image ke Generasi Muda

marketeers article

Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar brand Tropicana Slim? Sebagian dari Anda mungkin mengasosiasikan brand ini dengan produk gula rendah kalori atau produk gula bagi para orang tua.

Tak bisa dipungkiri, image tersebut melekat di sebagian benak konsumen. Tak ingin terbelenggu lama dalam image tersebut, Tropicana Slim meluncurkan sejumlah strategi untuk mendekatkan diri dengan konsumen muda. Seperti apa?

Sukses dengan strategi marketing web series SORE, kini Tropicana Slim mulai merambah ke ranah aktivasi offline. Tropicana Slim melibatkan diri dalam kompetisi kopi sehat kekinian, Coffee Creation Competition.

Melalui kompetisi ini, Tropicana Slim berkolaborasi dengan 14 tenant yang ikut serta untuk meracik menu kopi kekinian menggunakan produk-produk Tropicana Slim.

Untuk dapat memenangkan kompetisi ini, para tenant harus memperoleh rating yang bagus dari para pengunjung. Alhasil, para tenant pun harus mempromosikan menu racikan Tropicana Slim mereka kepada para pengunjung melalui free coffee tasting.

Dengan cara ini, Tropicana Slim dapat mengedukasi para pengunjung mengenai ragam jenis produk yang mereka miliki. Tropicana Slim mencoba masuk ke dalam gaya hidup generasi muda.

“Sesuai trend saat ini, minuman kopi kekinian sudah menjadi bagian dari keseharian dan gaya hidup masyarakat, terutama anak muda. Sayangnya, banyak yang tidak menyadari jika sebagian kopi kekinian ternyata mengandung gula yang cukup tinggi, dan beresiko meningkatkan penyakit diabetes,” jelas Noviana Halim, Brand Manager Tropicana Slimdi Jakarta, Sabtu (22/03/2020).

Novia meyakini, ini merupakan strategi yang efektif. Pasalnya, survei internal yang dilakukan Tropicana Slim menunjukkan, terjadi perubahan perilaku konsumen muda yang begitu signifikan saat ini.

Konsumen muda yang dimotori oleh milenial tidak lagi mengonsumsi teh atau kopi dengan meracik sendiri di rumah. Kini, mereka memilih untuk membeli secara langsung di kedai kopi favorit atau memesan melalui layanan pesan-antar daring. Tidak hanya itu, survei ini juga menunjukkan jika rata-rata milenial mengonsumsi bubble tea atau kopi sekali dalam sehari.

“Ini alasan kenapa kami memilih berkolaborasi bersama pebisnis kopi kekinian, mulai dari FORE hingga Kopi Soe. Saya rasa konsumen muda saat ini cukup pintar, mereka tahu jika mengonsumsi gula secara berlebihan tidak bagus, hanya saja mereka kerap menyangkal,” ujar Novia.

Tropicana Slim pun menjadikan aktivasi offline ini sebagai momentum untuk membangun brand awareness hingga meningkatkan engagement untuk dapat masuk ke dalam gaya hidup generasi muda.

Dengan berkolaborasi, Tropicana Slim merasa memperoleh keuntungan tanpa perlu melakukan inovasi. Sementara, para tenant yang ikut serta pun memiliki objektivitas bisnis mereka sendiri. Bisa dikatakan, masing-masing memperoleh win-win solutions.

“Sebagai seorang coffeepreneur, kolaborasi dan inovasi adalah kunci utama untuk mendukung perkembangan bisnis kopi. Dengan berpartisipasi di acara Kisah Kopi Vol. 2, kami bisa mencari insight dari konsumen secara langsung, serta berelasi dengan brand coffee shop lain,” tutup Sylvia Surya, Co-Founder KopiSoe.

Related