Ketatnya persaingan di seluruh lini bisnis, membuat aktivitas pemasaran semakin wajib dijalankan oleh semua perusahaan, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tujuannya tentu untuk membangun kekuatan atau daya saing, apalagi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) segera bergulir. Adanya MEA, membuat pergerakan para pemain asing akan semakin agresif di negeri yang pasarnya sangat besar seperti Indonesia.
“Jika berbicara marketing, terdapat dua bagian yang perlu diperhatikan, yaitu strategic dan tactical. Jika berbicara nilai strategic, itu mengenai produk, merek dan customer management. Sementara tactical berbicara mengenai komunikasi, penjualan, dan pelayanan,” jelas Hermawan Kartajaya, CEO & Founder of MarkPlus, Inc., dalam acara BUMN Marketeers Award 2015, di Jakarta.
Pada ajang tersebut, terdapat tiga BUMN yang menjadi jawara di sisi tactical marketing. Ketiganya masuk dalam kategori Pemenang Special Award (tactical marketing), yakni Pelindo III, KAI, dan Semen Gresik masing-masing menyabet penghargaan di bidang service, sales, dan communication. Berbicara soal tactical marketing, ketiganya mengatakan bahwa efisiensi dan daya saing menjadi tantangan bagi hampir seluruh BUMN.
“Salah satu penting yang diperhatikan adalah efisiensi proses pelayanan sehingga memudahkan pelanggan. Sebagai contoh, di KAI, kami sudah menjalankan layanan cetak tiket mandiri untuk menggantikan dan menghapus peran loket yang terlalu banyak,” jelas A. Herlianto, Managing Director of Commerce PT KAI dalam diskusi panel bersama para BUMN jawara taktikal marketing setelah acara penghargaan berlangsung.
Sementara untuk menjawab persaingan di era MEA, kuncinya adalah BUMN yang berdaya saing. Sebab diberlakukannya MEA, berarti lalu lintas produk, SDM, maupun investasi semakin bebas. “Untuk itu, kami harus meningkatkan kualitas barang dan SDM kami agar bisa bersaing hingga ke tingkat regional. Kami tidak mau tersingkir,” tambah Mukhamad Saifudin, Direktur Komersial Semen Gresik.
Editor: Eko Adiwaluyo