Piala Dunia tahun 2018 sukses menghidupkan euphoria di seluruh dunia. Momen empat tahun sekali ini selalu memperoleh rating tayangan televisi tertinggi, apalagi menjelang laga final. Namun, zaman berubah. Kemudahan akses teknologi membuat masyarakat mulai menikmati tayangan sepakbola melalui layar smartphone.
Beberapa operator seluler bahkan sudah menyiapkan paket dan aplikasi khusus bagi pelanggan yang ingin menonton tim kesayangannya bertanding. Salah satunya adalah Telkomsel yang menjadi Licensed Mobile Broadcaster tayangan piala dunia 2018 di Indonesia. Gaya menonton streaming ini bisa saja berdampak pada bisnis stasiun televisi yang menayangkan secara langsung turnamen Piala Dunia.
Tren menonton pertandingan secara streaming pun bisa dilihat dari permintaan konsumen akan layanan paket internet atau data. Menurut Pendiri dan Direktur PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT) Roby Tan, perusahaan distribusi voucher, mengungkapkan bahwa momen Piala Dunia mempengaruhi bisnis voucher pulsa dan data internet di daerah-daerah operasional MKNT.
Sebagai distributor utama produk pulsa dan paket internet Telkomsel di Pulau Jawa, Bali dan Sumatera, MKNT mesti memastikan stok produk di setiap kluster selalu terpenuhi sampai ke lever pengecer. “Momen ini, jangan sampai para pelanggan kami kesulitan melakukan isi ulang atau kehabisan paket data internet,” jelas Roby.
Dalam menjalankan bisnisnya, MKNT memikirkan strategi penjualan dan distribusi yang holistik. Tidak hanya sampai ke distributor daerah dan pengecer, tetapi juga sampai ke end-user atau konsumen akhir.
Momen Piala Dunia di era teknologi saat ini mendorong tingkat interaksi publik yang menunjukkan rasa kebersamaan dan sportivitas antar individu ataupun komunitas-komunitas. Penggemar sepak bola di seluruh daerah cenderung saling bertukar informasi secara real-time, komentar, foto, dan keramaian yang terjadi di masing-masing kota atau lokasi nonton bareng mereka.
“Momen spesial inilah yang ingin kami dukung pelaksanaannya melalui bisnis kami sebagai distributor produk telekomunikasi,” ujar dia. Dia melanjutkan, aktivitas-aktivitas yang menunjukkan kebersamaan publik atas momen ini secara langsung membuat permintaan akan pulsa juga semakin tinggi.
Sejak resmi dimulai pada pertengahan Juni 2018 lalu, Roby memperkirakan kenaikan permintaan pulsa akan mencapai sekitar 15%. “Ini juga terkait dengan moment hari raya Idul Fitri sebelumnya,” ungkap Roby.
Editor: Eko Adiwaluyo