Studi Tujuh Layanan Paylater di E-Commerce, Siapa yang Paling Kasih Cuan?
Perkembangan teknologi mendorong berbagai perubahan berbagai sektor, tak terkecuali di industri keuangan. Sektor ini memunculkan industri keuangan berbasis financial technology (fintech) yang berkembang pesat seiring kemajuan ekonomi digital di dalam negeri.
Studi Google, Temasek, dan Bain & Company mencatat nilai ekonomi digital Indonesia mencapai US$ 77 miliar atau setara Rp 1.197,8 triliun pada tahun 2022, yang merefleksikan pertumbuhan 22% secara tahunan. Kontributor utama dari capaian itu berasal dari pertumbuhan e-commerce yang nilai ekonominya sebesar US$ 48 miliar.
Studi itu juga memperkirakan nilai ekonomi e-commerce Indonesia berpeluang tumbuh tinggi hingga menjadi US$ 95 miliar pada tahun 2025. Pesatnya pertumbuhan e-commerce juga terkerek dari ramainya penggunaan platform fintech yang saling terintegrasi.
BACA JUGA: Kredivo Genjot Edukasi Keuangan Digital untuk Generasi Muda
Platform fintech, seperti layanan kredit digital atau paylater, dan dompet digital (e-wallet) ramai digunakan masyarakat di platform e-commerce lantaran kemudahan akses dan tingginya penggunaan smartphone. Data Newzoo mencatat ada 192,15 juta pengguna smartphone sepanjang tahun 2022 di Indonesia, dan menjadi tertinggi keempat dunia.
Praktis, tren penggunaan paylater pun bertumbuh cukup cepat. Buy Now Pay Later (BNPL) makin diminati lantaran masyarakat berbelanja di platform e-commerce tak perlu lagi mengeluarkan uang lebih dulu.
Paylater akan membayar barang yang dibeli konsumen melalui e-commerce. Sementara itu, konsumen akan mencicil ke paylater dalam tenor waktu tertentu, disesuaikan dengan syarat dan ketentuan platform.
BACA JUGA: Telkomsel PayLater, Kolaborasi Telkomsel x Kredivo
Kecepatan pertumbuhan paylater juga disinyalir akibat sistem tradisional kartu kredit di perbankan yang syarat dan ketentuannya jauh lebih sulit. Bagi yang ingin mengajukan kartu kredit, seseorang umumnya harus menyiapkan dokumen penting, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), slip gaji, dan rekening tiga bulan terakhir.
Selain proses pengajuan dan verifikasi yang lama, sistem pengajuan kartu kredit juga mewajibkan seseorang memiliki pekerjaan tetap, menyertakan banyak dokumen persyaratan, dan memiliki penghasilan bulanan di atas rata-rata. Alhasil, mayoritas pemilik kartu kredit berasal dari kalangan menengah hingga atas, sementara para pekerja informal cenderung ditolak untuk pengajuan. Sistem yang ketat itu diterapkan untuk menghindari risiko gagal bayar dan menjaga Non-Performing Loan (NPL) bank tetap rendah.
Kehadiran alternatif pembiayaan paylater membuat pertumbuhan jumlah kartu kredit turut mengalami perlambatan dari tahun ke tahun. Data Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah kartu kredit yang beredar sebesar 16,58 juta unit pada Juni 2022, tumbuh hanya sekitar 0,84% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 16,56 juta unit.
Xendit Group, perusahaan payment gateway dan teknologi keuangan mencatat adanya pertumbuhan masif pembayaran digital di Indonesia tahun 2022. Kontribusi terbesar pertumbuhan pembayaran digital berasal dari paylater.
Xendit Group menilai fasilitas paylater makin diminati, yang terlihat dari pertumbuhan industri tersebut mencapai sepuluh kali lipat volume transaksi nya dibanding tahun 2021. Peningkatan itu mengalahkan fintech e-wallet yang hanya mengalami pertumbuhan lima kali lipat.
Penyedia Layanan Paylater
Lantas siapa saja penyedia layanan paylater? Saat ini, perusahaan fintech paylater sudah cukup banyak dan terus berkembang. Layanan itu tersedia mulai dari pemesanan tiket, hotel atau penginapan, terintegrasi dengan dompet digital, dan yang populer tersedia di platform e-commerce.
Masing-masing perusahaan paylater menyediakan beragam fitur dan keunggulannya. Namun, perbedaan yang mengemuka antara masing-masing perusahaan, yakni syarat pinjaman, batas nilai pinjaman, bunga, tenor, cakupan area hingga integrasi layanan ke berbagai platform.
Marketeers melakukan studi untuk mengulas lebih jauh paylater yang terintegrasi di 16 situs e-commerce terpopuler di Indonesia, atau yang paling banyak dikunjungi masyarakat. Dari hasil penelusuran, ada tujuh layanan paylater yang bisa digunakan konsumen untuk berbelanja di platform e-commerce, berikut daftarnya:
Tabel 1: Integrasi layanan paylater di e-commerce
Tujuh platform paylater itu dapat digunakan untuk melakukan checkout pembelian dari e-commerce yang sudah diintegrasikan. Manfaat kredit baru bisa diterima jika pengguna melakukan pendaftaran di platform paylater dengan mengisi identitas, email hingga nomor handphone di platform paylater yang dipilih.
Selanjutnya, pengguna melakukan verifikasi, hingga memperoleh limit kredit yang diberikan platform paylater berdasarkan skoring kredit. Masing-masing paylater menerapkan syarat yang berbeda-beda, meski secara garis besar ketentuan utamanya masih serupa.
Mayoritas platform paylater akan meminta identitas pendukung, seperti KTP elektronik, swafoto, NPWP, hingga bukti penghasilan. Dari berkas-berkas yang diunggah untuk platform paylater, pengguna akan mengetahui besaran limit kredit yang diperoleh. Untuk yang memberikan syarat penghasilan, umumnya sejumlah layanan menawarkan kredit dengan limit yang besar.
Tabel 2: Syarat pengajuan paylater
Saat mencoba metode pembayaran paylater, pengguna e-commerce diarahkan ke aplikasi atau situs penyedia layanan. Setelahnya, melakukan proses pendaftaran dan pengguna menunggu proses validasi yang rata-rata di setiap layanan paylater adalah dua hari kerja.
Namun, bagi platform paylater yang memiliki basis teknologi yang mumpuni, saat syarat dan ketentuan sudah dipenuhi pengguna, maka proses validasi bisa cukup cepat, dari hitungan menit, jam atau maksimal 24 jam.
Teknis Kredit Paylater
Berdasarkan studi yang dilakukan dan informasi yang tersedia di e-commerce yang sudah terintegrasi ataupun penyedia layanan, tampak masing-masing paylater memberikan limit kredit yang berbeda-beda. Umumnya, variabel limit kredit ini menjadi aspek penting yang dipilih calon pengguna. Untuk paling minimum, limit yang ditawarkan paylater sebesar Rp 500.000, sementara untuk paling besar mencapai Rp 50 juta.
Tabel 3: Limit kredit paylater
*Syarat dan ketentuan berlaku oleh platform
Dari sisi bunga pinjaman, masing-masing layanan paylater membuat aturan main sendiri dengan persentase yang berbeda-beda. Namun, mayoritas platform mengenakan bunga tetap untuk tenor yang lebih panjang. Untuk tenor 1 dan 3 bulan, Kredivo tidak menerapkan beban bunga.
Adapun platform paylater yang menerapkan persentase bunga paling tinggi untuk tenor panjang, yaitu Home Credit dengan rate 3,99% per bulan, sementara paling rendah Kredivo 2,6%.
Selain beban bunga, masing-masing paylater juga menerapkan biaya layanan dengan ketentuan yang berbeda-beda. Penerapan biaya layanan itu bahkan menjadi lebih tinggi saat pengguna melakukan pinjaman dengan tenor panjang.
Tabel 4: Tenor, bunga dan biaya layanan paylater
*syarat dan ketentuan berlaku oleh platform
Dalam prosesnya, layanan platform paylater belum menjangkau seluruh kota lantaran membutuhkan waktu panjang dengan tantangan wilayah Indonesia yang cukup luas. Alhasil, platform paylater hanya mengakomodasi calon pelanggan untuk kota-kota besar.
Namun, seiring berjalannya waktu, ekspansi sejumlah platform paylater makin meluas dan bahkan merata ke seluruh daerah. Kredivo misalnya, yang sudah bisa menjangkau dan mengakomodasi calon pengguna di seluruh Indonesia.
Tabel 5: Jangkauan area paylater
Untuk memudahkan penggunanya, platform paylater menyediakan berbagai kanal untuk membayar cicilan pinjaman. Karena sifatnya yang digital, platform paylater telah bekerja sama dengan berbagai bank sehingga tersedia fitur untuk membayar kredit melalui virtual account (VA).
Namun, sejumlah layanan paylater juga menggaet minimarket, dompet digital (e-wallet), Pos Indonesia, dan platform e-commerce yang sudah terintegrasi guna memudahkan pengguna membayarkan kredit. Dengan pembayaran tepat waktu, pengguna akan menghindari denda yang diterapkan oleh masing-masing platform paylater.
Tabel 6: Kanal pembayaran paylater
Dalam studi ini, Marketeers mencoba melakukan simulasi perhitungan bunga, cicilan, hingga total tagihan yang akan dibayar pengguna saat memakai tujuh platform paylater yang masuk ulasan. Marketeers menggunakan asumsi tenor 6 bulan dengan pinjaman Rp 5 juta untuk seluruh platform, tidak termasuk biaya layanan.
Simulasi itu diasumsikan pengguna memakai e-commerce dan melakukan metode pembayaran yang sudah terintegrasi dengan paylater. Melalui simulasi ini pengguna akan mengetahui besaran bunga, cicilan per bulan hingga total penagihan.
Tabel 7: Simulasi penghitungan paylater
Kesimpulan
Dari studi di atas, bisa disimpulkan sejumlah hal terkait tujuh paylater yang digunakan pengguna sebagai metode pembayaran di e-commerce. Masing-masing paylater memiliki kelebihan dan kekurangannya berdasarkan pada fitur maupun layanan yang disediakan.
Untuk platform paylater yang paling terintegrasi ke berbagai e-commerce, Kredivo merupakan platform yang paling banyak terintegrasi diikuti dengan Akulaku dan Indodana. Selain paling terintegrasi, jangkauan layanan Kredivo dapat diakses di seluruh wilayah Indonesia.
Untuk limit kredit, paling rendah adalah Rp 500.000 yang ditawarkan Akulaku, Indodana, dan Kredivo. Limit tertinggi ditawarkan oleh SpayLater dengan limit Rp 50 juta, diikuti oleh Kredivo dengan maksimal limit Rp 30 juta.
Terkait bunga kredit, masing-masing layanan memiliki persentase yang berbeda-beda. Untuk tenor pendek, sejumlah platform paylater tidak menerapkan beban bunga. Kredivo bahkan membebaskan bunga untuk tenor 1 dan 3 bulan.
Sementara itu, Akulaku mulai menerapkan bunga tetap untuk tenor paling pendek 1 bulan dengan rate 3,08%. Home Credit tercatat menerapkan beban bunga paling tinggi untuk tenor 3-9 bulan dengan rate 3,49%.
Secara statistik, Kredivo menjadi platform paylater dengan bunga terendah untuk tenor panjang 6 dan 12 bulan, yaitu 2,6%, diikuti Atome dan SPayLater dengan rate 2,95%. Jika disimpulkan menyeluruh, Kredivo menjadi paylater yang paling menguntungkan karena memiliki berbagai kelebihan dibandingkan platform lainnya, baik integrasi di e-commerce, jangkauan wilayah, maksimal limit kredit, dan beban bunga yang paling rendah.
Hal ini pun tercermin dari tabel simulasi penghitungan paylater, yang mana Kredivo menjadi paling rendah dalam aspek total tagihannya. Namun, perlu diingat, data yang dikumpulkan belum memasukkan biaya layanan setiap platform sehingga angsuran cicilan dan total tagihan berpeluang menjadi lebih besar.
Tren perkembangan industri fintech, khususnya paylater makin memudahkan masyarakat dalam menyentuh layanan keuangan sehingga industri ini dapat meningkatkan inklusi keuangan Indonesia, yang tahun 2022 sudah mencapai 85,10%, naik dari dari tahun sebelumnya 76,19%, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Makin tinggi inklusi keuangan suatu negara, maka menandakan akses masyarakat untuk menjangkau berbagai layanan keuangan kian mudah. Bermodal smartphone, syarat dan ketentuan yang lebih mudah ketimbang layanan kartu kredit di perbankan, paylater membantu masyarakat underbanked atau mereka yang tidak memiliki akses kredit karena kurangnya riwayat kredit untuk memperoleh pembiayaan secara terjangkau, aman dan nyaman.
Dengan kemudahan itu, paylater diprediksi akan menjadi metode pembayaran yang populer dan terfavorit di e-commerce bagi kalangan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan sekaligus menjadi metode pembayaran dengan pertumbuhan pesat karena cakupan penggunaannya yang semakin inklusif.