Sukses Garap Pasar AS, Sohnne Siap Pasarkan Furnitur Indonesia ke Luar Negeri

marketeers article
Laurent Putra, Founder Sohnne (Foto: Sohnne)

Kebutuhan furnitur di Amerika Serikat (AS) kian tinggi. Menangkap kebutuhan tersebut, Sohnne.com hadir sebagai platform yang menjual aneka furnitur untuk pasar Amerika Serikat. Hadir sejak tahun 2018, Sohnne menjual furnitur, seperti sofa, kursi, meja, lampu dan smarthome.

Laurent Putra, Founder Sohnne mengatakan bahwa Amerika memiliki penduduk yang banyak dan kecintaan pada produk furnitur yang cukup besar. Pangsa pasar dan purchasing power yang besar di negeri Paman Sam menjadi fokus utama Sohnne saat ini.

“Kesempatan menjalin kerja sama dengan perusahaan besar lainnya dan berekspansi juga sangat luas di Amerika Serikat. Saat ini, perkembangan omzet kami tumbuh 30% dari bulan ke bulan,” jelas Laurent yang juga akrab dipanggil Owen ini.

Furnitur Sohnne

Meningkatnya permintaan dari pasar AS dipengaruhi oleh kebijakan stimulus fiskal yang cukup efektif dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga guna mendukung pengeluaran masyarakat berkelanjutan untuk semua jenis barang, termasuk barang-barang furnitur dan kerajinan asal impor.

Perusahaan melihat, faktor yang mendongkrak penjualan produk furnitur saat pandemi adalah adanya peralihan atau reorganisasi signifikan belanja rumah tangga masyarakat. Dari spending untuk hiburan, pariwisata atau transportasi, menjadi kebutuhan untuk menata dan merenovasi rumah. Bahkan, aktivitas belanja online selama pandemi juga mendukung peningkatan penjualan furnitur.

Dengan jangkauan harga produk berkisar US$ 50 (sekitar Rp 700 ribu) hingga US$ 3.500 USD (sekitar Rp 50 juta), Sohnne mengklaim berhasil menjangkau seluruh negara bagian Amerika Serikat.

Selain produk berkualitas serta tersedianya aftersales service yang baik, Sohnne juga menawarkan jasa home service seperti pemasangan furnitur, return policy dan program installment.

Produk Sohnne juga memiliki jenis dan variasi dari berbagai belahan dunia. Laurent menambahkan, Sohnne telah bermitra dengan beberapa supplier di Asia, Amerika, dan Eropa. Ke depannya, Sohnne juga akan mengekspor produk lokal seperti dari Jepara dan Bali yang khas.

“Kami mulai masuk ke pasar offline di Amerika, seperti BestBuy dan Target. Harapannya penjualan Sohnne tetap stabil naik dengan terus jaring kemitraan dengan pihak lainnya,” lanjut Owen.

Saat ini, Sohnne memiliki tiga warehouse di Amerika, dua di Inggris, dan satu di Jerman. Seluruh produk Sohnne bisa ditemukan di website Sohnne.com, BestBuy, Wayfair, Target, dan e-commerce Amazon.

“Kami juga dalam proses untuk meluncurkan aplikasi di iOS dan Android. Kami berencana untuk menambah lini produk agar pelanggan dapat memiliki lebih banyak pilihan,” tambah Owen.

Potensi Furnitur dalam Negeri

Industri furnitur merupakan salah satu sektor yang potensial dikembangkan karena didukung dengan ketersediaan sumber daya alam di dalam negeri. Di kancah global, industri furnitur nasional mampu berdaya saing karena produknya yang inovatif.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor furnitur tahun 2021 mencapai US$ 1,99 miliar atau sekitar Rp 28,6 triliun. Nilai itu meningkat 32,54% dibandingkan penjualan pada periode sama tahun sebelumnya, yaitu US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 21,65 triliun.

Laurent menilai potensi industri furnitur di Indonesia sangat bagus. Terbukti sudah banyak startup bermunculan di bidang furnitur atau interior design.

“Industri furnitur cukup diminati oleh banyak pengusaha dikarenakan bisnis furnitur ini menjanjikan dan evergreen,” jelasnya.

Perkembangan bisnis online sekarang dapat mempermudah perluasan area jangkauan dan percepat pertumbuhan bisnis. Pelanggan yang ingin membeli produk furnitur secara online sudah dapat menikmati kecanggihan teknologi seperti 360 product view dan augmented reality untuk melihat simulasi furnitur di ruangan.

Laurent menambahkan, Sohnne segera menjual secara online dan membuka offline store di Indonesia. Bekerja sama dengan pengrajin furnitur di Indonesia, Sohnne akan membuat beragam produk unik dan diekspor ke luar negeri.

“Pasar ekspor masih sangat berpotensi besar dan banyak wisatawan yang senang dengan furnitur Indonesia, seperti furnitur rajutan, kayu merbau, kayu jati, ukiran kayu dan ukiran batu,” pungkasnya.

Selain Sohnne, Laurent yang memulai kariernya sebagai profesional di Silicon Valley juga mendirikan beberapa usaha lainnya di Amerika, seperti Equinox Technology, Koizuma, Enigwatch, dan Bagiamal.

Related

award
SPSAwArDS